Liputan6.com, Jakarta - Meski berstatus ibukota negara, namun Jakarta masuk ke dalam empat kota kumuh di kawasan Asia. Hal ini diungkapkan Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla dalam Talkshow bertajuk Ekonomi Biaya Tinggi di Sektor Properti di Hotel JS Luwansa, Jakarta.
"Saat ini tinggal empat kota di Asia yang masih kumuh, yaitu Jakarta, Manila, Dakar dan Kalkuta. Kita tidak menemukan rumah yang tidak beraturan di Singapura, Bangkok, jangan bicara Tokyo dan China. Kita bagian dari yang tertinggal dari hunian," ujar dia di Jakarta, Kamis (28/8/2014).
Padahal jika dilihat pada daerah perkantoran di Jakarta seperti di Jalan Jenderal Sudirman atau Jalan HR Rasuna Said (Kuningan), keberadaan gedung-gedung bertingkat di daerah tersebut tidak kalah dengan Singapura dan Hongkong.
"Kalau kita berdiri di Senayan dengan gedung-gedung bertingkatnya, sama seperti Singapura, Hong Kong, Tokyo, atau di jalan Kuningan. Tapi kita baru jalan ke 500 meter ke belakang lihat kekumuhan luar biasa," lanjut dia.
Sebagai salah satu kota besar, pertumbuhan hunian di Jakarta dinilai seharusnya dapat seimbang sehingga jarak antara kelas atas dan kelas menengah ke bawah tidak ada.
"Kalau bicara sebagai contoh tidak jauh beda dengan surabaya. Rumah termewah dan terkumuh ada di sini. Jaraknya jauh sekali. Terus terang ke pedalaman pedesaan tidak menemukan yang dahsyat seperti itu. Di Jawa Barat, Sulawesi, pemerataan jauh lebih baik kita merasa pendapatan di daerah ada keseimbangan tapi tidak di kota besar," jelas dia.
Oleh sebab itu, dibutuhkan peran pemerintah melalui kebijakan untuk menekan tingkat kesenjangan ini. Karena dengan kesenjangan yang semakin tinggi, maka ketentraman di masyarakat akan semakin sulit terwujud.
"Membutuhkan pertumbuhan dan keadilan. Tanpa pemerataan tidak akan menimbulkan ketentraman. Akhirnya rumah nanti seperti benteng, kawat berduiri, tembok tinggi, untuk menjaga. Kita memahami kebijakan apa yang bisa ditempuh pemerintah agar tumbuh berkeadilan khususnya di bidang hunian," tandas JK. (Dny/Nrm)
Kesejahteraan Tak Rata Sebab Jakarta Masuk Kota Kumuh Dunia
Pertumbuhan hunian di Jakarta dinilai seharusnya dapat seimbang sehingga jarak antara kelas atas dan kelas menengah ke bawah tidak ada.
diperbarui 28 Agu 2014, 14:43 WIBGedung dan apartemen mewah pun menghiasi pemukiman warga yang terlihat kumuh dan tidak rapih. (Liputan6.com/Abdul Aziz Prastowo)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Perputaran Uang Berpotensi Hampir Rp 100 Triliun saat Nataru 2024/2025
Tips Rebus Daging: Panduan Lengkap Mengolah Daging Empuk Mudah Dikunyah
Ini Titik yang Terapkan Kembali Aturan Ganjil Genap Jakarta, Lengkap dengan Jadwalnya
Renault 5 EV Dapat Varian Berperforma Tinggi, Siap Diproduksi pada 2026
Kaleidoskop 2024: Deretan Berita Menggemparkan Dunia, Pernikahan Sesama Jenis Menlu Australia hingga Darurat Militer Korsel
Tips Tegas dalam Berbicara: Panduan Lengkap Komunikasi Asertif
Tren di TikTok, Coba Junk Journaling untuk Mengabadikan Momen dalam Hidupmu
IHSG Melejit ke Posisi 7.000, Saham BBHI Melambung 3 Persen
Gerindra Pertanyakan Sikap PDIP soal Kenaikan PPN 12%
Top 3 Berita Bola: Sukses Boyong McTominay, Napoli Ingin Boyong Rekrutan Mahal Manchester United
14 Makanan Khas Suku Nias, Warisan Kuliner yang Wajib Dicoba
Awal Angkutan Nataru 2025, Tiket Perjalanan 3 Kereta Api Ludes Terjual di Daop 9 Jember