Liputan6.com, Copenhagen - Penampilan ganda putri Indonesia pada ajang BWF World Championships 2014 di Copenhagen, Denmark, mendapat perhatian para pecinta bulu tangkis dunia. Diawali kejutan yang diciptakan Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris dengan membungkam pasangan nomor satu dunia, Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok), hingga kemenangan atas wakil tuan rumah di babak ketiga.
Anggia/Della pun ke perempatfinal setelah menyingkirkan Line Damkjaer Kruse/Marie Roepke. Sebelumnya, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari juga menekuk unggulan kedua asal Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, 21-15 dan 21-19.
Lalu apa komentar Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian mengenai hasil yang dicapai para anak didiknya? Berikut petikan wawancara dengan Eng Hian di stadion Ballerup Super Arena, Kamis (28/8/2014), seperti dikutip dari Badminton Indonesia.
Apa komentar Anda mengenai penampilan pemain ganda putri sejauh ini di BWF World Championships 2014?
Target pertama untuk masuk babak delapan besar sudah berhasil dicapai Anggia/Della. Namun, secara pribadi pasti inginnya lebih dari perempatfinal. Saya perhatikan sejak babak pertama, grafik penampilan Anggia/Della terus meningkat. Saya kiga berharap Greysia/Nitya besok (Jumat, 29/8/2014) bisa menjaga performance mereka. Soal hasil nanti kita lihat di lapangan.
Apa yang terjadi dengan Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia Nuraidah?
Terus terang saya tidak puas dengan hasil yang diraih Suci/Tiara di turnamen ini. Ada hal yang harus dievaluasi dari keduanya, terutama masalah non teknis. Ini adalah kendala utama yang mesti saya lihat dan evaluasi. Dengan catatan atletnya sendiri juga mau berubah demi kebaikan mereka.
Belakangan ini para ganda putri Indonesia membuat kejutan dengan menumbangkan ganda putri andalan Tiongkok, apa rahasianya?
Nothing spesial kok. Saya hanya mengajarkan kepada anak-anak bahwa kalau kita mau bertanding jangan memandang lawan sebagai figur yang levelnya di atas kita. Tak usah dilihat siapa ini si A, B dan sebagainya.
Kalau saya lihat dalam enam bulan ini, anak-anak sepertinya terlalu mengagumi sosok-sosok pemain dunia yang menjadi lawan mereka. Saya bilang kepada mereka, tolong kebiasaan ini dihilangkan. Saya sudah cukup lama mempelajari dan mengikuti perkembangan ganda putri level dunia. Dari sisi teknik, pemain Indonesia itu lebih bagus. Artinya, mereka lebih unggul dari segi skill dan intelegensi. Kurangnya menurut saya di segi confident.
Padahal dengan adanya rasa percaya diri, ini akan berpengaruh ke kegiatan sehari-sehari mereka, seperti atmosfer di latihan, jadi mereka punya tujuan. Sejauh ini anak-anak ada yang sudah bisa menerima dan mungkin masih ada yang masih proses menerima hal ini.
Advertisement
Selain mengatur mindset atlet, apakah program dan porsi latihan juga ditingkatkan dari sebelumnya?
Kalau ini memang iya dan harus. Saya memang meningkatkan program latihan dan porsinya. Ini diperlukan untuk modal mereka di lapangan. Kalau untuk detail latihan tidak banyak yang berbeda, saya cuma coba membuat mereka lebih mengerti, tujuan mereka datang ke lapangan itu apa, mereka ada di (Pelatnas) Cipayung itu untuk apa?
Absennya andalan di ganda campuran dan ganda putra di BWF World Championships 2014 membuat ganda putri menjadi harapan. Apa komentar Anda?
Saya tidak pernah membebankan apapun kepada anak-anak. Beban itu biarlah ada di tangah pelatih, apapun yang ditargetkan PBSI, biarlah pelatih yang menangani. Kami ingin anak-anak enjoy, tapi ini tidak membuat mereka menjadi manja. Mereka dididik dari kecil, kalau sudah masuk lapangan, siapa sih yang mau kalah? Saya percaya akan tanggung jawab mereka, mungkin proses menuju kemenangan itu tidak mudah. Mau jadi pemain bagus sih mudah, tetapi mau jadi juara itu tidak gampang.
Bagaimana Anda menilai peluang ganda putri di kejuaraan dunia kali ini?
Hingga saat ini saya tetap menaruh keyakinan terhadap pemain-pemain saya, tetapi kami tidak mau berpikir terlalu jauh. Kami persiapkan anak-anak babak demi babak saja, karena kalau berpikir terlalu jauh nanti stress dan ini efeknya ke penampilan di lapangan.