Liputan6.com, Jakarta - Pedagang bensin eceran juga turut merasakan kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Akan tetapi para pedagang tersebut meraup untung lumayan ketika bbm langka.
"Iya, ngantre agak panjang. Kemarin sulit sekali, sekarang agak berkurang," kata Sopyan (45), pedagang yang sehari-hari ngetem di Tanah Abang kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (29/8/2014).
Advertisement
Namun demikian, Sopyan mengaku hasil jerih payah ini terbayar mengingat karena masyarakat tak mau mengantre lama di SPBU, kini masyarakat beralih ke pedagang bensin eceran.
Sopyan menerangkan, ketika pasokan normal pihaknya hanya menyetok BBM senilai Rp 250 ribu dengan volume 38 liter. Kemudian saat langka, dia bisa menyetok sampai Rp 600 ribu dengan volume 92 liter. Jumlah itu sekitar 2 jerigen lebih.
Ia menuturkan, bahan bakar tersebut dijual dengan harga Rp 8.000 per liter atau untuk tiap liternya mengantongi untung Rp 1.500. "Jadi kemarin itu habis terus," kata Sofyan.
Tak jauh beda, Iyan (28) pedagang Kebayoran Lama mengatakan sulitnya mencari BBM di SPBU mendongkrak penjualan di warungnya.
Dia menuturkan, pihaknya bisa menjual 70 liter bensin dari pasokan normal 50 liter. Untuk setiap liternya dihargai Rp 7.000.
Meski begitu, karena kesulitan mendapatkan pasokan, pedagang bensin eceran juga pernah menutup dagangan.
"Sempet nggak dagang kita, susah," tutup Iyan. (Amd/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!