Rektor UGM: Kritik Pemerintah, Suhardi Tak Makan Gandum 26 Tahun

Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Suhardi meninggalkan kesan tersendiri di mata akademisi UGM.

oleh Yanuar H diperbarui 29 Agu 2014, 15:12 WIB
(Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM Suhardi meninggalkan kesan tersendiri di mata akademisi UGM. Rektor UGM Pratikno menyebut Suhardi merupakan tokoh yang sangat baik dan memberi tauladan kepada masyarakat.

Salah satunya ialah dengan sumpahnya yang sudah dilakukan selama 26 tahun lalu. Ia mengkritik kebijakan pemerintah yang mengimpor gandum padahal bahan pangan tersebut bisa digantikan dengan ketela.

Kebijakan pemerintah itulah yang menjadi alasan dirinya membuat sumpah gandum pada 1987. Sumpah itu diucapkannya dengan tidak memakan gandum sebelum masyarakat Indonesia makmur dan tidak tergantung pada bahan gandum.

"Beliau memberikan tauladan memberi contoh. Beliau itu sumpah gandum (tidak makan gandum) dan beliau konsisten laksanakan selama 26 tahun. Beliau kecewa dengan kebijakan pemerintah yang mengimpor gandum. Padahal itu bisa digantikan oleh ketela," ujar Pratikno saat upacara penyemayaman jenazah Suhardi di Balairung UGM, Yogyakarta, Jumat (29/08/2014).

Pratikno menyebut Suhardi juga tokoh yang sangat sederhana. Sikap bersahajanya itu tak berubah beliau berada di puncak tertinggi suatu partai.

"Beliau orangnya sederhana, tidak mau pakai AC. Dan kehidupannya masih seperti saat beliau masih miskin. Kuncinya beliau bersahaja," ujar Pratikno.

Pratikno menyebut Suhardi yang juga aktivis di HKTI ini termasuk orang yang menggunakan ilmunya bagi masyarakat. Dia menyebut salah satu program lingkungan yang dibuat Suhardi ialah program penghijauan di Pantai Samas, Bantul.

"Beliau itu menggunakan ilmunya untuk mengabdi kepada masyarakat. Penghijauan Samas dengan cemara udang itu inisiatornya Pak Hardi. Lahan pasir dengan suhu 60 derajat celsius itu berhasil. Dan ditiru di Kebumen," ujar Pratikno.

Suhardi yang mendapat gelar doktor di Los Banos, Filipina, ini rencananya mendapat penghargaan khusus dari UGM karena kiprahnya di dunia pendidikan dan masyarakat. Namun UGM belum dapat memastikan bentuk penghargaan bagi tokoh yang pernah mengajar di tempat Jokowi pernah belajar itu

"Nanti itu akan dibicarakan di majelis guru besar," tukas Pratikno.

Saat ini, ratusan mahasiswa, dosen dan tamu menunggu kedatangan jenazah Suhardi yang akan disemayamkan di Balairung UGM. Hingga pukul 14.07 WIB, jenazah Suhardi masih berada di rumah duka. (Yus)

Baca juga:

Suhardi di Mata Prabowo: Nasionalis yang Tidak Mencla-mencle

Pram PDIP: Mega Terkenang Konsep Bambu Suhardi

Sosok Almarhum Suhardi di Mata Jokowi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya