Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Agustus 2014 mencapai 0,47 persen, atau lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,93 persen. Adapun laju inflasi year on year atau untuk periode Agustus 2013 hingga Agustus 2014 tercatat 3,99 persen.
Sedangkan laju inflasi secara tahun kalender (year to date) tercatat 3,42 persen. Kepala BPS Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Senin (1/9/2014), menyebutkan rendahnya angka inflasi di Agustus merupakan bukti keberhasilan pemerintah mengantisipasi ledakan inflasi akibat melonjaknya kebutuhan pokok masyarakat.
Advertisement
"Inflasi Agustus 0,47 persen, sejak tahun 2005 hanya kalah dengan 2006 saja 0,33 persen. Agustus ini masih ada (kenaikan harga-red) kiriman dari bulan puasa dan lebaran, artinya pengendalian inflasi sudah terlihat bagus," kata Suryamin.
Komponen inti pada Agustus 2014 mengalami inflasi sebesar 0,46 persen; tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Agustus) 2014 sebesar 2,88 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013) sebesar 4,47 persen.
Dari 82 kota, lanjut dia, tercatat 66 kota kota mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,98 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 121,24 dan terendah terjadi di Banjarmasin 0,02 persen dengan IHK 111,63. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Ternate 1,02 persen dengan IHK 116,00 dan terendah terjadi di Samarinda 0,01 persen dengan IHK 115,17.
Suryamin menuturkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 0,36 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,52 persen.
Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang 0,73 persen; kelompok sandang 0,23 persen; kelompok kesehatan 0,33 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 1,58 persen.
"Sementara kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan menunjukkan penurunan indeks 0,12 persen," terang dia.
Pencapaian inflasi ini sesuai dengan prediksi dari Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto yang memperkirakan laju inflasi Agustus 2014 akan menyentuh angka di bawah 0,5 persen. Stabilnya harga pangan disebut mampu menekan pergerakan inflasi di level terkendali.
"Inflasi Agustus ini 0,4 persen atau lebih rendah dari realisasi inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,93 persen," kata Ryan kepada Liputan6.com.
Menurut dia, perkiraan inflasi tersebut ditopang oleh stabilnya harga pangan usai momen Lebaran sehingga laju inflasi tak bergerak tinggi. "Efek Lebaran juga sudah mereda seiring turunnya harga barang," ucapnya.
Meski begitu, Ryan menyebut, beberapa sektor yang akan menyumbang inflasi di bulan ke delapan masih didominasi oleh sektor makanan jadi dan minuman.
"Juga sektor telekomunikasi, transportasi dan konstruksi," pungkas dia. (Yas/Ndw)
* Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!