Pembatasan BBM Subsidi Sumbang Inflasi Agustus

Target inflasi yang dipatok di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 5,3 persen akan tercapai.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Sep 2014, 15:57 WIB
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menghela nafas lega karena realisasi inflasi Agustus 2014 mampu berada di level rendah sebesar 0,47 persen. Pencapaian tersebut sesuai dengan ekspektasi pemerintah, termasuk defisit neraca perdagangan di Juni 2014 berubah menjadi surplus pada periode Juli ini.

"Alhamdulillah bagus inflasinya, juga neraca perdagangan yang surplus US$ 124 juta," ungkap Menteri Keuangan Chatib Basri saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/9/2014).

Dengan pencapaian ini, kata dia, target inflasi yang dipatok di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 5,3 persen akan tercapai. Sementara neraca perdagangan yang membaik bakal mempersempit defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun ini.

"Pasti dapat (5,3 persen), karena kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan lainnya menyumbang kecil. Dan defisit transaksi berjalan diperkirakan bisa di bawah US$ 26 miliar, karena neraca perdagangan sudah surplus dan di Agustus biasanya perusahaan mulai ekspor, termasuk Newmont yang sudah menarik arbitrase-nya," jelasnya.

Sementara Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku, realisasi inflasi pada bulan kedelapan ini jauh lebih rendah dari periode sama tahun lalu, meskipun ada dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Pembatasan BBM bersubsidi sudah terekam sebenarnya di inflasi 0,47 persen ini. Sedangkan kenaikan tarif dasar listrik akan menyumbang ke inflasi September," sambungnya.

Kendati demikian, dia memprediksi inflasi sampai dengan akhir tahun berada pada kisaran di bawah 5,3 persen tanpa harga yang diatur pemerintah (administer price). Pasalnya secara year to date, inflasi saat ini sebesar 3,4 persen.

"Jika tanpa administer price, inflasi bisa di bawah 5,3 persen sesuai target tahun ini. Karena kalau kenaikan harga elpiji 12 kg, ada tambahan inflasi tapi cuma dikit paling 0,1 persen," tukas Bambang. (Fik/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya