Liputan6.com, Jakarta Makan mi instan sesekali memang dibolehkan sebagai pengganti makan nasi. Namun jika dikonsumsi terus menerus, tentu akan berakibat buruk. Seperti yang dialami seorang warga yang mengalami kanker usus karena konsumsi mi instan setiap hari.
Begitu disampaikan staf khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dr Pinky Saptandari, MA di acara seminar Nutritalk di Yogyakarta, ditulis Selasa (2/9/2014).
Advertisement
"Promosi mi instan terlalu berlebihan sehingga ada yang terus menerus mi instan dan sekarang ia divonis kanker usus," kata Pinky.Meski perlu penelitian lebih lanjut, tapi menurut Pinky, banyak orang yang salah kaprah dalam mengonsumsi mi instan. Pakar gizi dari Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Endang L. Achadi mengungkapkan bahwa mi memang bagian dari karbohidrat tapi yang bisa dijadikan makanan pokok itu banyak. Seperti misalnya singkong, beras, dan sayur.
"Yang terjadi di masyarakat sekarang, makan mi saja sudah merasa cukup, itu tidak bisa. Secara umum tetap harus gizi seimbang. Sekarang kan sudah ada pedoman gizi yang baru, seharusnya makanan kita lebih banyak sayur dan buah," katanya.
Endang menambahkan, mengonsumsi mi instan terus menerus mungkin dapat berakibat buruk seperti kanker usus tapi yang jelas mi instan memiliki bahan pengawet dan kandungan garam yang tinggi.
"Kalau bisa buat mi sendiri dan dimasak sendiri. Jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan instan karena pasti ada risiko kesehatan yang harus ditanggung," katanya.