Citizen6, Jakarta Miris, ketika melihat tempat-tempat hiburan seperti Mall, Bioskop, Karaoke, lebih ramai dikunjungi ketimbang museum atau pameran lukisan. Entah siapa dan apa yang salah, kenapa hanya segelintir orang yang mau menikmati karya seni. Padahal dengan segala carut-marut kota yang kerap kita temui sehari-hari, seni dapat berfungsi sebagai penyeimbang jiwa. Katanya, Indonesia adalah bangsa yang mencintai budayanya. Banyak orang marah ketika ada bangsa lain yang mengklaim budaya kita, namun pada kenyataannya mereka yang marah itu tak benar-benar menjaga apa yang menjadi miliknya.
Banyak orang berpandangan bahwa museum atau tempat-tempat pameran seni adalah tempat yang membosankan. Ketika masuk ke sebuah pameran seni, kita hanya disuguhkan dengan sebuah karya yang ditempel di dinding. Dan kebanyakan masyarakat kita belum banyak yang bisa menikmati hiburan yang seperti itu.
Ada satu hal yang lucu. Entah kebiasaan ini dimulai sejak kapan, tapi pernahkan terbesit di benak kita mengapa anak-anak kecil di Indonesia jika diperintah membuat sebuah gambar, mereka selalu saja menggambar sebuah gunung dengan matahari di tengahnya, lalu jalanan yang dibuat berkelok. Padahal, menggambar tidak hanya sebatas itu.
Salah seorang pelukis kita, Jerry Thung Selasa, 2 Septembet 2014 mengatakan, hal itu dikarenakan karena faktor pola asuh para pendidik. Di sekolah, kebanyakan guru Sekolah Dasar (SD) atau Taman Kanak-Kanak (TK) yang lebih dasar lagi, mengajarkan kepada anak didiknya untuk meniru, mengikuti, atau mewarnai gambar yang sudah tersedia.
Yang lebih salahnya lagi, sang pendidik akan memberikan nilai tinggi untuk anak yang bisa meniru gambar yang sudah disediakan dengan sangat mirip. Disitulah letak kesalahannya. Hal tersebut membuat si anak menjadi tidak kreatif, karena mereka hanya terpacu dengan gambar yang sudah dicontohkan. Pelajaran seni rupa di sekolah, harusnya bisa melatih dan menumbuhkembangkan kreatifitas sang anak. Bukannya malah mengajarkan mereka menjadi plagiat.
Faktor lainnya kenapa generasi muda kurang menyukai karya seni, ialah karena dari kecil para guru atau orangtua jarang sekali mengajak mereka berlibur ke museum, atau ke tempat-tempat pameran seni. Kurangnya menumbuhkembangkan rasa cinta seni sejak kecil inilah yang akhirnya berdampak saat mereka dewasa.
Oleh sebab itu, tugas untuk melestarikan budaya bukan hanya tugas pemerintah semata. Namun, hal ini harus didukung oleh semua pihak, baik dari para pendidik maupun orangtua khususnya. Dan kecintaan terhadap seni tidak hanya bisa muncul begitu saja ketika kita sudah dewasa. Semua itu harus ditanamkan sejak kecil. Karena pada kenyataannya, seni bukanlah suatu hal yang mudah untuk bisa dimengerti semua orang.
Advertisement
Penulis: Ike Nurjanah
Facebook : Ikee Nurjanah
Twitter : @ikeeikukk
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya keCitizen6@liputan6.com
Baca Juga