Ku Klux Klan Bangkit Lagi di AS?

Di Amerika Serikat (AS) pernah muncul kelompok supremasi kulit putih yang melakukan kekejian terhadap warga berkulit berwarna.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 02 Sep 2014, 15:06 WIB

Liputan6.com, New York Kelompok kebencian dengan kekerasan tidak boleh hanya dihubung-hubungkan dengan negara-negara berkembang. Sejarah mengajarkan kepada kita, bahwa di negara-negara majupun ada saja kelompok orang yang membenci kelompok-kelompok lain yang berbeda secara primordial.

Di negara Jerman pernah muncul gerakan supremasi ras Arya di tahun 1930-an hingga 1940-an yang menjelma menjadi kekuatan partai politik di tampuk kekuasaan sehingga menyulut perang dunia. Di Amerika Serikat (AS) juga pernah muncul kelompok kebencian rasial yang melakukan kekejian terhadap warga yang bukan berkulit putih.

Perdebatan terkait masalah imigrasi berlanjut di perbatasan AS-Mexico, kelompok kebencian paling terkenal dan tertua di AS menggunakan isu tersebut sebagai pijakan untuk meningkatkan rekrutmen di seantero negeri.

Sejumlah rekanan CNN melaporkan bahwa Ku Klux Klan (KKK) telah menebarkan pesan menggunakan selebaran dan permen yang dibungkus dalam kantong plastik untuk menarik calon-calon anggota. Demikianlah yang dilansir Liputan6.com dari America Online (01/09/2014).

Dalam beberapa bulan terakhir, selebaran-selebaran disebar di kota-kota di AS, termasuk di kawasan mahal Hamptons di negara bagian New York dan sejumlah wilayah di negara bagian South Carolina, Texas dan Orange County di negara bagian California.

Menurut stasiun KTLA, selebaran itu antara lain berbunyi "SELAMATKAN NEGERI. BERGABUNGLAH DENGAN KLAN."

Penduduk Hamptons yang mendapakan selebaran-selebaran itu dan berbicara dengan stasiun WCBS menyatakan kekesalannya dengan upaya rekrutmen itu.

"Merendahkan. Tentu saja demikian," kata seorang warga kepada WCBS.

"Menyedihkan. Sungguh menyedihkan," kata seorang warga lainnya.

"Ada orang yang menaruhnya di halaman kami, saya tidak mengetahui apakah ada di halaman kami atau di dalam kotak surat kami, dan menuju ke tempat sampah," kata seorang warga lainnya.

Pemicunya adalah soal imigrasi. Robert Jones, yang menjalankan satu dari tiga cabang KKK di negara bagian New York menjelaskan kepada harian New York Times, "Sudah banyak warga Amerika yang muak dengan imigrasi sekarang ini...Masalah imigrasi ini...menghancurkan tempat ini. Saya belum pernah melihat Klan berkembang sebagaimana halnya sekarang."

Sementara itu, suatu lembaga advokasi hak-hak sipil AS, Southern Poverty Law Center (SPLC), mengatakan bahwa sejak tahun 1970-an, kelompok yang penuh riwayat kekerasan ini "diperlemah" oleh masalah-masalah internal, gugatan-gugatan hukum, dan dari campurtangan pemerintah.

Selanjutnya, SPLC mengatakan bahwa KKK sekarang ini beranggotakan 5.000 hingga 8.000 orang. Angka itu jauh lebih kecil daripada angka 4 juta orang anggotanya di tahun 1920-an. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya