Liputan6.com, Jakarta - Usulan penjualan pesawat kepresidenan dari politisi PDIP Maruarar Sirait mendapat penolakan dari Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Tantowi Yahya. Tantowi menilai, pesawat khusus kepresidenan justru menghemat dan lebih mengefektifkan anggaran negara.
"Pesawat yang sudah dibeli kok malah disuruh jual. Justru lebih efisien kalau presiden punya pesawat sendiri," kata Tantowi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2014).
Anggota Komisi I DPR ini menyebutkan, beberapa efisiensi atau penghematan yang dimaksud di antaranya adalah efisiensi waktu perjalanan presiden. Sebagai pejabat negara dan orang nomor satu di Indonesia, presiden harus efisien waktu karena agenda kepresidenan padat.
Dari segi biaya pun, kata Tantowi, bila tidak menggunakan pesawat khusus diperkirakan perjalanan presiden akan menelan biaya lebih besar. Juga sistem keamanan pesawat khusus presiden lebih terjaga dibanding menggunakan pesawat umum, baik pesawat carteran maupun komersil.
"Faktor keamanan, akan lebih aman naik pesawat khusus sendiri. Seluruh petugas intelijen dan polisi jadi mudah dalam mengontrol sistem pengamanan," tegas dia.
Maka, Tantowi menganggap usulan penjualan pesawat kepresidenan justru berlawanan dengan efektivitas kerja dari presiden. "Karena (alasan) itu, presiden waktunya harus efektif dan juga terkait keamanan dan pengamanan," tandas Tantowi.
Politikus PDIP Maruarar Sirait mengatakan, dirinya akan meminta presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) untuk menjual pesawat kepresidenan setelah resmi menjabatan sebagai presiden nanti.
Usulan ini sebagai langkah penghematan dan efisiensi anggaran negara dalam pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Pesawat kepresidenan memang belum lama dibeli pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja, ini untuk efisien," ujarnya dalam acara "LSI-Rilis Survei: Ketimpangan Pendapatan di Indonesia Harapan Publik terhadap Pemerintahan Jokowi-JK" di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Senin 1 September 2014.
Pesawat kepresidenan jenis Garuda Indonesia Airbus 330-300 bernomor registrasi PK-GPE ini sudah beberapa kali dipakai Presiden SBY untuk kunjungan ke sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan ke beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Jepang. (Yus)
Baca juga:
Hemat Anggaran, Jokowi Harus Jual Pesawat Kepresidenan SBY
SBY: Alhamdulillah, Bisa Pakai Pesawat Kepresidenan
Pesawat Kepresidenan Mendarat di Bandara Papua
Uji Terbang, Pesawat Kepresidenan Mendarat Mulus di Aceh
Advertisement