Liputan6.com, Jakarta - Wacana penjualan pesawat kepresidenan sebagai upaya untuk melakukan efisiensi kepada anggaran menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan termasuk para ekonom.
Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Fauzi Ichsan secara tegas menyatakan tidak sepakat dengan usulan yang dilontarkan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi DPI Perjuangan, Maruarar Sirait.
Menurut Fauzi, jika penjualan pesawat kepresidenan tersebut untuk mengurangi beban anggaran atau menghemat Anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN), maka Fauzi menganggap hal tersebut kurang efektif.
"Pembelian pesawat jet misalnya sekira US$ 30-40 juta per unit. Sedangkan anggaran subsidi di APBN termasuk paling besar subsidi energi Rp 700 miliar per hari atau sekira US$ 60 juta," tuturnya saat ditemui di acara Refleksi Tiga Tahun MP3EI di JCC, Senayan, Rabu (3/9/2014).
Dengan kata lain, kata Fauzi, jika pemerintahan baru menginginkan ruang fiskal lebih besar dan efisiensi anggaran, jalan satu-satunya adalah dengan menaikkan harga bahan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Kalau mau menghemat, naikkan saja harga BBM. Penghematannya jauh lebih besar dibanding jual pesawat. Itupun pesawat sudah seken alias bekas. Jadi pesawat presiden lebih baik dipertahankan, tapi naikkan harga BBM subsidi," saran dia.
Sebelumnya, Maruarar Sirait mengatakan, dirinya akan meminta Joko Widodo untuk melakukan penjualan pesawat kepresidenan setelah resmi menjabat sebagai presiden. "Ke depan saya usulkan pesawat presiden dijual saja, ini untuk efisiensi anggaran," ujarnya.
Maurarar menjelaskan, langkah efisiensi ini memang harus dicontohkan oleh seorang pemimpin. Dengan begitu diharapkan pejabat dibawahnya juga akan ikut mencontoh langkah efisiensi tersebut seperti dengan tidak menggunakan penerbangan kelas utama saat melakukan perjalanan dinas. (Fik/Gdn)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!
Jual Pesawat Kepresidenan Tak Efektif Kurangi Anggaran
Wacana penjualan pesawat kepresidenan sebagai upaya untuk melakukan efisiensi kepada anggaran menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
diperbarui 03 Sep 2014, 11:31 WIBPesawat terbaru kepresidenan BBJ-2 tiba di Baseops Lanud Halim, Jakarta Timur, Kamis (10/4). (Liputan6.com/Andrian Martinus Tunay)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Menghitung BB Ideal: Panduan Lengkap untuk Kesehatan Optimal
Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Pesawat 10%, Kapan?
Cara Menghilangkan Kulit Mengelupas dengan Cepat: Panduan Perawatan Kulit
6 Cerita Keluarga Netizen Sebelum Pergi Nyoblos, Hebohnya Dapat Dirasakan
Sinopsis dan Jadwal Tayang Series Waktu Kedua di Vidio
PDIP Minta Kapolri Bertanggung Jawab Keterlibatan Polisi di Pilkada 2024
Menko Pangan Beberkan Biang Kerok Sawah Indonesia Tak Subur
Cara Menghilangkan Mata Bengkak dengan Cepat: Panduan Lengkap
Jelang Thanksgiving, Warga AS Ramai-ramai Tiup Balon Raksasa
Cara Masak Seblak yang Lezat dan Menggugah Selera
Cara Menghilangkan Ngantuk Berat: 15 Metode Efektif untuk Tetap Segar dan Produktif
Kapan LRT Jabodebek Sampai Bogor? Ini Bocorannya