Citizen6, Jakarta Selasa 2 September 2014, ketua MPR RI Bapak Sidarto Danusubroto beserta rombongan melakukan kunjungan resmi ke Kerajaan Maroko. Salah satu agendanya adalah pertemuan formal dengan masyarakat Indonesia di Maroko, terutama para pelajar Indonesia.
Pertemuan ini dihadiri oleh bapak Dubes RI untuk Kerajaan Maroko, H. Tosari Widjadja. Beliau dipersilahkan untuk memberikan kata sambutan yang pertama. Dalam kesempatan ini, banyak informasi yang dibeberkan oleh beliau. Dubes RI memberi pesan kepada rombongan agar dapat melihat peluang yang ada di Maroko. Sekedar informasi bahwa Maroko adalah salah satu Free Trade Nations, yaitu negara yang mempunyai pintu gerbang kemitraan perdagangan dengan 50 negara di Eropa, Amerika, Timur Tengah serta Afrika. Jika kerja sama itu lebih ditingkatkan maka tidak menutup kemungkinan produk-produk Indonesia dapat mendunia lebih cepat.
Advertisement
Keislaman, demokrasi dan kekentalan budaya serta keeksotisan situs-situs wisata di Maroko menjadi topik yang dihidangkan oleh Bapak Dubes kepada rombongan dan hadirin. Sehingga suasana pertemuan menjadi lebih hangat dan penuh keakraban, setelah itu dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua MPR-RI Bapak Sidarto Danusubroto.
Mengawali sambutannya, Pak Darto begitu sapaannya mengajak pelajar dan masyarakat Indonesia di Maroko agar menghargai sejarah Indonesia. Dengan bangga beliau menyampaikan betapa besar jasa dan kontribusi yang telah diberikan oleh Soekarno kepada bangsa kita dan bangsa-bangsa lainnya di dunia. “Never leave the History! Begitulah kata Presiden pertama kita. Jangan pernah tinggalkan sejarah, bukan melupakan sejarah. Tujuannya agar kita tetap menjadi bangsa yang berkarakter dan yang memiliki jati diri. Terkhusus dengan melestarikan empat pilar bangsa, jati diri bangsa dapat dipertahankan.
Dalam pemaparannya, beliau kagum dengan kemoderatan yang terjadi di Maroko. 99% penduduk Maroko beragama islam. Beliau juga berbicara tentang perpolitikan di Indonesia seperti perkembangan demokrasi, Pemilu hingga masa transisi yang saat ini menjadi buah bibir di masyarakat Indonesia.
Di akhir acara, Beliau memberi pesan kepada pelajar Indonesia yang tergabung dalam organisasi PPI Maroko agar tetap semangat belajar dan menjunjung tinggi empat pilar kebangsaan dengan penuh kebanggaan. Membawa jati diri bangsa yang penuh toleransi terhadap perbedaan. Bahwa Indonesia adalah milik rakyat Indonesia. Sehingga tampuk kepemimpinan berhak diduduki oleh semua lapisan masyarakat Indonesia. Beliau pun menjadikan dirinya contoh bahwa orang miskin pun bisa menjadi Ketua MPR RI. “We owned nothing on this life, we owned only what we plant. Apa yang kita tanam, itulah yang kita miliki”.
Acara selesai tepat pada pukul 12.30 GMT+1. Dan Delegasi MPR-RI dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Maroko, Abdullillah BinKiran pada pukul 17.00 petang.
Pengirim:
PPI Maroko
Disclaimer:
Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.
Anda juga bisa mengirimkan artikel, foto atau video seputar kegiatan komunitas, kesehatan, keuangan, wisata, kuliner, gaya hidup, sosial media, dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com