Jokowi ke Pedagang di Blok G: Entrepreneur Harus Tahan Banting

Jokowi menilai belum ramainya pengunjung ke Blok G, Tanah Abang, Jakarta, kemungkinan karena kurangnya inovasi dari para pedagang.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 04 Sep 2014, 18:02 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Faizal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Unit Pasar Besar (UPB) Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, telah beroperasi selama setahun, namun kondisi pasar masih sepi pembeli. Namun Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi mengaku tidak akan memberikan pelatihan atau pendampingan lagi kepada para pedagang di Blok G.

Menurut Jokowi, upaya tersebut pernah dilakukan. Para pedagang di Blok G --yang umumnya bekas Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di Jalan Kebon Jati dan Jalan Haji Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat-- sudah cukup cerdas dan tidak memerlukan pendampingan khusus.

"Lebih pinter pedagangnya ketimbang dinasnya. Masa dinas ajari pedagang yang lebih pinter. Nggak bisa lah. Entrepreneur harus seperti itu. Harus tahan banting. Kalau produknya kurang, ya udah diganti," ujar Jokowi yang juga mantan pengusaha mebel itu di Balaikota, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2014).

Jokowi menilai, belum ramainya pengunjung yang datang ke Blok G, kemungkinan karena kurangnya inovasi dari para pedagang yang menjajakan dagangannya di pasar tersebut. "Ya kenapa? Karena produk (yang dijual) nggak bener. Bisa juga harganya nggak kompetitif," ujar Jokowi.

Jokowi mengaku heran dengan kondisi itu. Padahal, sejak setahun lalu Blok G diresmikan, pihaknya melalui PD Pasar Jaya telah memberikan berbagai fasilitas mewah. Seperti eskalator, pusat Anjungan Tunai Mandiri (ATM), food court, gerbang, dan jembatan penghubung antara Blok G dengan blok-blok lain di Pasar Tanah Abang.

"Fasilitas kurang apa kita berikan. Food court berikan, ATM berikan, gerbang kita berikan, eskalator diberi. Kalau memang produknya tidak kompetitif, misalnya barangnya tidak pas, gimana?" tanya Jokowi. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya