Liputan6.com, Jakarta Rabu malam, 3 September 2014, menjadi malam yang sangat spesial bagi desainer asal Semarang, Anne Avantie. Kala itu, Jakarta Convention Center (JCC) berdandan khusus untuk merayakan 25 tahun Anne Avantie berkarya di dunia fesyen Indonesia.
Dekorasi lobi JCC di acara tersebut membawa para tamu ke suasana pecinan kuno. Gerbang dengan atap khas bangunan Tiongkok serta lampion-lampion merah yang tergantung menyambut tamu acara Pagelaran Busana 25 tahun Anne Avantie: Merenda Kasih.
Advertisement
Sambil diiringi oleh lagu-lagu kuno berbahasa mandarin dari sekolompok pemusik, para tamu menikmati berbagai hidangan tradisional. Semangkuk lontong cap gomeh dan segelas skoteng adalah beberapa menu yang dapat disantap sebagai makan malam sebelum fashion show dimulai.
Pada konferensi pers yang berlangsung beberapa jam sebelum acara dimulai, yang dihadiri oleh desainer Musa Widyatmodjo sahabatnya, Anne Avantie melontarkan perasaannya mengenai acara pagelaran busana itu. “Seperti mimpi,” demikian ungkapan seorang Anne Avantie tentang acara perayaan eksistensinya di dunia fesyen yang telah mencapai usia 25 tahun.
Mengundang sebanyak 4.000 tamu untuk melihat 125 busana wanita rancangannya yang dibawakan oleh 124 model dan selebriti dengan iringan orkestra Erwin Gutawa dan suara emas penyanyi-penyanyi berbakat Indonesia jelas terasa seindah mimpi.
Kenyataan yang dihadirkan oleh wanita yang akrab disapa Bunda Anne itu masih merupakan impian bagi banyak orang. Melalui acara tersebut, Anne Avantie ingin menjaga impian orsng-orang itu agar tidak pudar. Tidak menjadi seperti dirinya dahulu yang bahkan tak berani bermimpi karena begitu terbatasnya kehidupannya. Keterbatasan itu hanya bisa membawa Anne sampai bangku pendidikan SMP.
Tujuan Anne menjadikan pagelaran busana itu sebagai pagelaran penuh cinta dan harapan tak diperuntukan bagi golongan tertentu. Oleh karena itulah 4.000 orang yang diundangnya datang dari berbagai kalangan, mulai dari guru, penjahit, pengrajin, hingga para selebriti dan pejabat.
Dalam 25 tahun membuahkan 12 label, perjalanan Anne Avantie di dunia fesyen Indonesia diisi dengan isu terkait pakem-pakem busana tradisional. Tak berhenti pada urusan mode, Anne Avantie juga mencurahkan kepedulian sosialnya dalam berbagai hal. Satu wujud kepedulian itu adalah Wisma Kasih Bunda yang didirikan olehnya pada tahun 2000 untuk menolong penderita Hydrocephalus.
Bagaimana rancangan-rancangan Anne Avantie yang dibuatnya selama 2 tahun untuk perayaan 25 tahun dirinya berkarya di dunia fesyen ini? Berikut ini adalah ulasannya.
Kebaya Cheongsam
Kebaya Cheongsam
Setelah sambutan dari Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan dari Mentri Pemberdayaan Perempuan, Linda Gumelar, tirai catwalk pun terbuka. Suasana pasar pecinan hadir di panggung. Kebaya cheongsam Anne Avantie menjadi sajian awal fashion show ini. Hybrid model kebaya dengan busana Tiongkok itu hadir dengan motif dan warna yang meriah.
Advertisement
Retro Kebaya
Retro Kebaya
Pada sequence lainnya, Erwin Gutawa menghadirkan musik jazz, dan kejutan pun tersaji untuk para penonton. Retro sunglasses, summer hat, dan polka dot dress yang bagian atasnya bermodel kebaya dibawakan oleh para model dengan sangat fun. Jenius! Anne Avantie berhasil mengawinkan dua dunia yang berbeda. And our lovely Kimmy Jayanti is the star of these retro-touched collection of Anne Avantie.
Pants Breakthrough
Pants Breakthrough
Pada karya-karya inilah tercermin sisi lain dari karakter kreatifitas Anne Avantie. Pants, sexy, strong, brave, independent, rebell, a bit boyish, artistic, high fashion, dan ethnic still, adalah karakter sosok wanita yang mengejawantah dalam rancangan-rancangan membentuk kaki ini. Rancangan-rancangan tersebut adalah gambaran fesyen atas satu bentuk the couture woman of Indonesia yang moderen.
Advertisement
Regal & Fantasy
Regal & Fantasy
Rancangan-rancangan lain Anne Avantie pada acara ini menampilkan desain-desain yang regal dan berjiwa fantasi. Jubah-jubah lebar dengan royal print dalam gaun-gaun tersebut bak busana ratu kerajaan dongeng bernafaskan budaya etnik Indonesia. Tak luput dari karya-karya ini adalah keseksian dan sensualitas.