Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berhasil melakukan penghematan sebesar Rp 145 miliar dari biaya penginapan jemaah haji 2014 yakni Rp 100 miliar dari biaya penginapan di Mekah dan sisanya di Madinah. Tapi kualitas penginapannya lebih baik dibanding sebelumnya.
Tentu hal ini menjadi pertanyaan mengapa hal tersebut bisa dilakukan. Pertanyaan itu juga yang dilontarkan tujuh anggota Komite III DPD RI pada kunjungan dalam rangka pengawasan atas pelaksanaan ibadah haji ke Kantor Urasan Haji Daerah Kerja Mekah, Arab Saudi, Kamis (4/9/2014).
Wakil Ketua Komisi III DPD Aziz Qahar Mudzakkar meminta penjelasan lebih lanjut mengapa hal tersebut bisa terjadi, dan mempertanyakan apakah ada perbedaan negosiasi dengan penyelenggaraan haji tahun sebelumnya. "Ini membuat kami penasaran," kata Aziz.
Hal yang sama ditanyakan oleh anggota DPD lainnya, Darmayanti Lubis Mansyur. Ia merasa heran. "Bagaimana ceritanya," ujar Darmayanti.
Menjawab hal tersebut Kepala Kantor Urusan Haji Daerah Kerja Mekah Endang Jumala yang juga masuk dalam tim negosiasi pemondokan/penginapan mengatakan, dalam pengadaan penginapan ada dua tim yakni tim persiapan dan tim negoisasi. Selain itu juga ada pengawasan antara lain dari Inspektoran Jenderal Kemenag selama proses berlangsung.
Dia menjelaskan, tim persiapan adalah proses awal pengadaan penginapan, seperti melihat kondisi penginapan, harga yang ditawarkan dan syarat-syarat lainnya.
Selanjutnya tim negosiasi melakukan pembicaraan dengan pemilik penginapan, namun tim ini tidak bisa melakukan keputusan harga. Keputusan harga dilakukan oleh pihak lain sehingga tim tidak bisa "kong kalikong".
Selain itu selama proses berlangsung juga diawasi pihak Itjen.
Endang menambahkan, perantara penginapan dipotong habis terutama saat negosisasi di Madinah. Hal lainnya yang membuat harga lebih rendah adalah saat ini sedang banyak dibangun penginapan.
Sementara itu, kuota haji dunia dikurangi karena pemerintah Arab Saudi sedang melakukan perluasan Masjidil Haram. Isu penyakit ebola juga diperkirakan akan mengurangi jemaah haji. Hal ini membuat Indonesia mempunyai posisi tawar yang kuat.
Endang mengatakan, hal itu membuat biaya penginapan per kepala menjadi turun. Sebelumnya biaya penginapan ditetapkan 4.995 riyal (sekitar Rp 15,7 juta) per kepala namun kenyataan hanya 4.400 riyal lebih per kepala.
Jumlah penginapan yang disewa di Mekah sebanyak 116 penginapan yang terdiri dari 70 hotel dan sisanya adalah apartemen untuk menampung 164.000 jamaah dan petugas.
Syarat penginapan yang disewa antara lain harus mempunyai fasilitas lobi minimal 50 meter persegi, lift minimal mengangkut 10 orang, lift terbaru, televisi, mesin cuci, pendingin udara, jemuran, karpet, dan resepsionis. (Ant)
Baca juga:
Advertisement
Kisah Inspiratif, Kakek Loper Koran di Depok Bisa Berangkat Haji
Kemenag Luncurkan Aplikasi Khusus Ibadah Haji
Ini Alasan Lukman Hakim Pilih Jadi Menteri Ketimbang Anggota DPR