Liputan6.com, Denpasar - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik ditetapkan sebagai tersangka kasus pemerasan oleh KPK. Keluarga besar Jero di Banjar Batur Tengah Kota, Desa Batur Tengah, Kintamani, Kabupaten Bangli pun menggelar doa dan persembahyangan meminta petunjuk Tuhan soal kasus yang membelit Jero Wacik.
"Ya, kita berdoa, memohon doa restu agar Pak Jero Wacik diberi kelancaran menghadapi ujian ini," kata keponakan Jero, I Nengah Martono saat dihubungi Liputan6.com di Denpasar, Jumat (5/9/2014).
Selain itu, ia mengaku perwakilan keluarga akan terbang ke Jakarta untuk menemui Jero Wacik. Saat ini keluarga tengah mendiskusikan siapa yang akan diutus untuk menemui Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat itu.
"Kita tengah rembukan dengan keluarga. Nanti mungkin perwakilan keluarga saja 2 atau 3 orang yang berangkat ke Jakarta menemui Pak Jero Wacik," jelas Martono.
Martono menuturkan, keluarga di Bali tak habis pikir atas dugaan tindak pidana korupsi dan pemerasan yang ditujukan pada pamannya itu.
"Buat kami tuduhan itu tak masuk logika. Beliau tidak pernah bergaya hidup mewah, sederhana sekali. Tidak punya rumah di Bali selain peninggalan orangtua," kata Martono.
Karena itu pula, tayangan televisi swasta nasional menampilkan rumah lumayan mewah dan rumah itu disebut milik Jero Wacik tidak benar. Sebab, rumah itu milik misan Jero Wacik. Misan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bisa diartikan saudara sepupu (pada masyarakat Sunda), keturunan kedua dari 1 nenek, dan keturunan ketiga dari 1 nenek (pada masyarakat Jawa).
"Mohon diluruskan, itu rumah misan beliau. Rumah Pak Jero Wacik yang di atas, rumah tua peninggalan orang tua," papar Martono.
Martono melanjutkan, Jero Wacik tak pernah berupaya memperkaya keluarga atau nepotisme. "Kami tidak ada yang jadi apa-apa. Keluarga beliau hanya tukang parkir, ada yang jadi buruh petik. Saya sendiri penjual kain. Tidak pernah beliau berusaha nepotisme," ucap dia.
Jero Wacik, lanjut dia, begitu disegani di kampung halamannya. Apalagi, Jero Wacik merupakan pendeta Hindu di Pura Desa yang disematkan sejak ia kecil.
"Tidak pernah beliau macam-macam. Beliau disegani di (Desa) Batur. Agak aneh bagi kami kalau disebut memeras begitu," tandas ponakan Jero Wacik itu. (Sss)
Advertisement