Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Konon bentuk Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan jika dilihat dari kejauhan. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Kalah dari Belanda, Kerajaan Gowa-Tallo terpaksa menandatangi Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Yang isinya harus tunduk dengan Belanda. Benteng ini pun menjadi kekuasaan Belanda. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama itu untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Tahun 1934 Pangeran Diponegoro tertangkap dan dipenjara di benteng ini. Konon di ruang kecil inilah Pangeran Diponegoro ditempatkan. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Jakarta Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Foto diambil pada Jumat (9/5/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)