Dipenjara karena Telepon dan SMS Mantan Kekasih 21.807 Kali

Aksi gila pria tersebut baru dihentikan setelah dia dipertemukan dengan mantannya.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 07 Sep 2014, 00:25 WIB
Ilustrasi SMS (prosms.eu)

Liputan6.com, Paris - Menghubungi mantan kekasih mungkin sah-sah saja. Tak ada yang melarang. Tapi jika intensitasnya terlampau batas, bisa seperti ini akibatnya. Seorang pria di Prancis harus mendekam di bui lantaran menghubungi mantan kekasihnya ribuan kali.

Lelaki berusia 33 tahun itu dijatuhi hukuman penjara selama 10 bulan, 6 bulan di antaranya berupa penangguhan penahanan, setelah dinyatakan bersalah telah menelepon dan mengirim pesan singkat (SMS), dengan total intensitas sebanyak 21.807 kali.

Selain itu, pria yang tak disebutkan namanya itu juga dikenai denda US$ 1.300 atau sekitar Rp 15,3 juta, harus menjalani terapi kejiwaan ke psikiater, dan menghapus seluruh nomor kontak mantan pacarnya yang menjadi korban.

"Dia (si mantan kekasih) padahal sudah memblokir semua kontak (yang terkait dengan pelaku), tapi pria itu tetap saja menghubungi orangtuanya dan mengganggu kantornya," ujar pengacara korban, Manuella Spee kepada Radio France, yang dimuat Fox News, Minggu (7/9/2014).

Sang kuasa hukum menjelaskan, ribuan sambungan telepon dan pesan singkat itu terus dilakukan si pelaku kepada kliennya. Itu berlangsung selama 100 hari. Secara detail, menghubungi 73 kali per hari selama 10 bulan.

"Dan setelah dihitung, ada 100 percobaan panggilan yang berlangsung selama 90 menit tak henti-henti, itu yang harus kita gugat," jelas Spee.

Yang menjadi pertanyaan besar, untuk apa si pria itu menghubungi mantan kekasihnya berkali-kali. Apakah ingin meminta hubungan yang telah kandas dibina kembali? Ternyata tidak! Laki-laki itu berkali-kali meminta agar mantannya mengucapkan "terima kasih!" karena telah memperbaiki apartemennya.

Aksi gila pria tersebut baru dihentikan setelah dia dipertemukan dengan mantannya. Dan sang bekas pacar akhirnya mengucapkan terima kasih. Tapi si mantan kemudian membawa masalah ini ke pengadilan.

"Klien saya akhirnya bebas setelah 'menderita' (karena sering dihubungi), dia kini sedang menikmati liburan panas tanpa panggilan telepon dan SMS datang," kata Spee, si pengacara.

Dalam persidangan, si pelaku mengakui bahwa, dirinya memang bodoh, telah melakukan hal tersebut. "Aku mencoba berkata pada diri sendiri, dan mengingat ke belakang, dan ini memang bodoh," ujarnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya