Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak bertemu dengan PM Australia Tony Abbott di Kuala Lumpur, Sabtu 6 September waktu setempat, untuk membahas tragedi yang menimpa pesawat Malaysia Airlines MH370 dan MH17.
Terkait MH17, PM Najib mengatakan, pihaknya akan kembali mengirim tim ke lokasi jatuhnya pesawat nahas tersebut di kawasan antara Krasni Luch, Luhansk dan Shakhtarsk, dekat Donetsk, kota yang dikuasai pemberontak pro-Rusia.
Pengiriman untuk bertujuan untuk mencari tahu penyebab jatuhnya pesawat, termasuk menyelidiki dugaan bahwa kapal terbang yang meledak itu ditembak rudal oleh pemberontak pro-Rusia.
"Dugaan itu bisa saja benar, tapi tim kami perlu bukti," ujar Najib, seperti dimuat News.com.au, Minggu (7/9/2014). Kata dia, pengiriman tim juga untuk mencari jasad yang belum ditemukan.
Sejauh ini, jumlah korban MH17 asal Malaysia yang sudah dibawa pulang sebanyak 31 orang. sebanyak 32 dari 43 warga Malaysia yang menjadi korban tragedi tersebut sudah berhasil diidentifikasi.
Dia menjelaskan, pengiriman dan penyelidikan itu perlu dilakukan secepatnya sebelum musim dingin terjadi melanda Ukraina, yang bisa menyulitkan upaya pencarian.
"Oleh karena itu, kami bersama Australia akan masuk ke lokasi sebelum musim dingin, dan tak hanya akan mencari bagian tubuh korban, tapi juga mencari bukti fisik," papar Najib.
Sementara itu, PM Abbott mengatakan, pihaknya dan pemerintah Malaysia tak akan menyerah menemukan pesawat MH370 yang kini masih belum ditemukan. Juga akan memberikan pendekatan kepada para keluarga korban.
"Kami tak akan menyerah menemukan semua yang tersisa. Kita berhutang kepada para korban," ujar Abbott.
Dalam Pemetaan bawah laut terbaru di zona pencarian MH370, tim mendeteksi benda keras. Keberadaan obyek tersebut diketahui dari data satelit pelacak (satellite-tracking) dan analisis simulasi penerbangan.
Namun, Pejabat Biro Keselamatan Transportasi Australia atau Australian Transport Safety Bureau, Martin Dolan mengaku, belum yakin apakah benda keras itu adalah puing pesawat yang dicari. Bisa saja itu hanya formasi batuan.
"Belum diketahui secara pasti apakah 'bentuknya mirip pesawat'. Itu berada di yang sulit dijamah. Wilayah yang mengerikan, sangat rumit," jelas Dolan.
Baca juga:
Advertisement
3 Tahun Lagi, Malaysia Airlines Mimpi Bisa Kembali Untung
Tim Forensik Selesai Identifikasi 173 Korban MH17
Penampakan Malaysia Airlines dengan Penerbangan Kosong Melompong