Liputan6.com, Mekah - Masalah pemondokan haji di Mekah sudah tuntas setelah sebelumnya ada perbedaaan angka antara yang tertera di dalam kontrak pemerintah Indonesia dan pemilik hotel dengan yang tertera di sistem elektronik haji yang mulai diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi.
"Sudah selesai," kata Kepala Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Mekah, Endang Jumala di Mekah, Sabtu 6 September 2014.
Sebelumnya ada 7 hotel dengan jumlah jemaah 6.000 orang yang bermasalah akibat adanya perbedaan data tersebut.
Permasalahan ini timbul karena sistem elektronik haji diterapkan setelah kontrak sewa penginapan dilakukan, padahal ketentuan di sistem elektronik tersebut tidak sesuai dengan isi kontrak yang telah dilakukan.
Sebagai contoh, pemerintah Arab Saudi meminta satu kamar diisi 4 orang dengan luas berapa pun, sementara persyaratan yang diinginkan oleh pemerintah Indonesia saat menyewa penginapan adalah berdasarkan luas per jemaah. Jika ruangan luas maka bisa diisi banyak jemaah.
Misalnya, dalam kontrak penginapan bisa diisi 800 orang, namun menurut sistem elektronik hanya 750 orang. Akibatnya terdapat jemaah Indonesia yang bisa tidak mendapatkan penginapan.
Untuk itu, kata Endang, pemilik hotel diminta melakukan negosiasi dengan dinas pariwasata setempat yang menangani masalah penginapan tersebut. Hasilnya, pada pada 2 September tinggal 5 penginapan yang bermasalah dengan 2.000 jemaah dan pada 4 September tinggal satu penginapan dan kini sudah selesai semua.
Salah satu pemecahan masalah adalah pemilik penginapan mencari penginapan lainnya. Untuk itu, kata Endang, dilakukan adendum (perubahan) pada kontrak yang telah dibuat.
Namun ia mengakui bahwa untuk hotel terakhir yang masih bermasalah belum dilakukan secara tertulis karena di Arab Saudi sedang libur. "Sekarang tinggal tunggu formalitas," katanya.
Ia mengatakan, jika pemilik penginapan mencari penginapan lain maka ia meminta jaraknya antara 10-50 meter dari hotel induk. Hal ini agar jemaah tidak terpencar jauh dari kloternya.
"Saat ini sedang dilakukan proses konfigurasi penempatan dan pemecahan kloter sehingga tidak berjauhan dari wilayah induk," katanya.
Endang mengatakan di Mekah terdapat 116 penginapan yang akan ditempati jemaah Indonesia, di mana 70 penginapan adalah hotel minimal bintang 3 dan sisanya adalah apartemen.
Jemaah haji Indonesia sendiri baru masuk ke Mekah mulai 10 September. Jemaah haji gelombang pertama baik yang mendarat di Madinah atau Jeddah langsung ditempatkan di Madinah, antara lain untuk sunah arbain atau salat wajib 40 waktu di Masjid Nabawi. Mereka baru ke Mekah pada 10 September. Sementara jemaah haji gelombang kedua langsung ke Mekah mulai 15 September.
Jumlah kuota jemaah haji Indonesia tahun 2014 sebanyak sekitar 168.800 jemaah, yang terdiri atas 155.200 jemaah haji reguler dan 13.600 jemaah haji khusus. (Ant/Yus)
Masalah Pemondokan Haji Indonesia di Mekah Sudah Tuntas
Sebelumnya ada 7 hotel dengan jumlah jemaah 6.000 orang yang bermasalah akibat adanya perbedaan data.
diperbarui 07 Sep 2014, 11:15 WIBTenda-tenda jemaah haji di Mina, Arab Saudi. (Liputan6.com/Anri Syaiful)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
6 Badai Bencana Manchester United Jika Degradasi dari Premier League
VIDEO: Ibu Hamil Terima Bantuan Program Makan Bergizi Gratis
Apa itu Infrastruktur: Pengertian, Jenis, dan Perannya dalam Pembangunan
Xiaomi 15 Ultra bakal Debut di MWC 2025?
Mengenal Denny Landzaat, Calon Asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia yang Berdarah Maluku
Sedang Musim, Simak Tips Memilih Buah Durian yang Bagus
Saham Bumi Resources Ngacir di Awal Tahun, Bagaimana Prospeknya?
Ilmuwan Ungkap Jawaban Mengejutkan dari 'Duluan Ayam atau Telur', Ini Penjelasannya
Carlos Santana Jatuh dan Kelingkingnya Patah, Terpaksa Tunda Show di Las Vegas
Lembaga Jurnalistik Ternama AS Kecewa Berat Meta Bakal Akhiri Program Cek Fakta
Keluarga Kerajaan Inggris Bakal Terima Kenaikan Gaji, Totalnya Jadi Rp2,5 Triliun
Warna Lavender Seperti Apa: Panduan Lengkap Mengenal Warna Lembut yang Menenangkan