Liputan6.com, London - Hari Kiamat memang rahasia Tuhan. Sejatinya, ilmu pengetahuan hanya bisa memprediksinya. Tak ada yang tahu bagaimana nanti akhir dunia terjadi. Namun menurut fisikawan terkemuka dunia Stephen Hawking kehancuran alam semesta bisa saja karena Higgs boson atau yang dikenal dengan nama Partikel Tuhan.
"Higgs boson bisa menghancurkan alam semesta," kata Hawking, seperti Liputan6.com kutip dari Dailymail, Senin (8/9/2014).
Profesor Matematika di Cambridge University itu menjelaskan, pada level energi tertinggi, Partikel Tuhan bisa menjadi tak stabil dan mengakibatkan malapetaka besar. Takkan ada lagi ruang dan waktu.
"Higgs berpotensi merubah masa depan dunia menjadi buruk setelah menjadi tidak stabil pada energi di atas 100 miliar giga-elektron-volts (GeV)," jelas Hawking.
Dalam Kondisi tersebut, akan terjadi fluktuasi kuantum yang menciptakan gelembung vakum di alam semesta. Karena energi yang rendah, gelembung itu akan mengembang dengan kecepatan cahaya dan menyapu semua yang ada di hadapannya.
"Ini bisa terjadi kapan saja. Kita tak akan pernah tahu kapan bencana ini datang," kata Fisikawan teoritis tersebut.
Dia menambahkan, akselerator partikel yang mencapai 100 miliar Gev akan lebih besar dari Bumi. Dan kekuatan manusia di seluruh dunia tak akan bisa mencegahnya.
Pernyataan Hawking tersebut tertuang dalam kata pengantar sebuah buku astronomi berjudul Starmus, yang berisi kompilasi pemikiran dari orang ternama di bidang ilmu semesta, seperti astronot Neil Armstrong dan Buzz Aldrin.
Pendapat Hawking ini sebelumnya juga pernah didengungkan oleh fisikawan dari National Accelerator Laboratory, Amerika Serikat, Joseph Lykken.
Menurut dia, partikel yang dihasilkan akselelator sepanjang 27 km di LHC ini sejatinya merupakan sebuah sinyal menakutkan bagi manusia: tanda kehancuran dunia. Partikel Tuhan adalah elemen kunci untuk memprediksi masa depan.
"Berdasarkan perhitungan, puluhan miliar dari sekarang bakal terjadi malapetaka dunia," kata Lykken. "Ini menunjukkan jagad raya tidak stabil. Semua ini bakal tersapu bersih."
Senada dengan keduanya, I Joseph Kroll, fisikawan dari University of Pennsylvania menjelaskan, apabila massa partikel baru tersebut sekitar 126 miliar elektron volt, atau sekitar 126 kali massa proton, maka secara mutlak alam semesta menjadi tidak stabil dan berujung pada akhir dunia.
Hal tersebut, kata dia, bisa terjadi lantaran "medan Higgs" yang berada di mana-mana dapat mempengaruhi ruang hampa di alam semesta. Akan tetapi, apabila massa Higgs hanya beberapa persen saja, alam semesta tidak akan hancur. Demikian ditegaskan para ilmuwan.
"Secara pribadi, penemuan Higgs sangat mengejutkan," kata Kroll. "Bagi saya, penemuan ini benar-benar prestasi luar biasa."
Sejauh ini, Partikel Tuhan sesungguhnya belum ditemukan. Namun para ilmuwan Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) pada 2012 lalu berhasil menemukan partikel yang mirip Higgs boson itu, berdasarkan hasil percobaan dengan menabrakkan dua proton berkecepatan tinggi.
Higgs Boson ini merupakan pengembangan dari Teori yang dicetuskan fisikawan bernama Peter Higgs pada 50 tahun silam. Nama Higgs Boson diambil dari namanya. Kata Peter, Partikel Tuhan dan partikel terkait merupakan bukti bahwa setiap benda memiliki massa.
Baca juga:
Advertisement
10 Ramalan Kehidupan Manusia pada 2025