Liputan6.com, New York - Seorang anggota militer AS berpangkat Marsekal Udara diserang dengan jarum suntik ketika berada di Bandara Lagos, Nigeria. Hingga saat ini belum diketahui apa isi cairan dalam suntikan yang digunakan si penyerang.
Sejumlah media memberitakan, cairan dalam jarum suntik itu diduga virus ebola. Namun hingga saat ini anggota militer AS yang tak disebutkan namanya itu tak menunjukkan gejala terinfeksi virus yang sedang merebak di Nigeria itu.
"Substansi di jarum suntik yang digunakan untuk menyerang pada Minggu 7 September belum diketahui," kata FBI yang sedang menyelidiki insiden itu, seperti dikutip dari CNN, Selasa (9/9/2014).
Anggota militer AS itu kemudian dipulangkan ke Amerika Serikat setelah serangan. Tak ada keluhan darinya selama 12 jam penerbangan. "Ia merasa baik-baik saja," kata seorang pejabat penegak hukum AS.
"Demi pencegahan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melakukan screening pada korban saat United Flight 143 mendarat di Houston Senin pagi," ungkap FBI dalam sebuah pernyataannya.
"Korban tidak menunjukkan tanda-tanda sakit selama penerbangan dan dibawa ke rumah sakit setelah mendarat, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tidak ada hasil dari pengujian yang membahayakan penumpang lain," jelas FBI.
Sejauh ini, sedang diselidiki apakah serangan tersebut dilakukan karena anggota AU itu adalah orang Amerika. Tidak ada kekhawatiran bahwa serangan itu adalah bagian dari ancaman yang lebih besar. (Ein)
Advertisement