10-9-1976: Tabrakan Pesawat di Langit Yugoslavia, 176 Tewas

38 tahun silam, kecelakaan dalam dunia penerbangan yang sangat fatal terjadi saat Perang Dingin hingga mengakibatkan 176 nyawa melayang.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 10 Sep 2014, 06:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Dua pesawat komersial, yakni pesawat maskapai Inggris British Airways dengan nomor penerbangan 476 dan kapal terbang carteran warga Jerman Barat, Inex Airline bertabrakan di langit Yugoslavia pada 10 September 1976.

Seperti Liputan6.com lansir dari History.com, Rabu (10/9/2014), kedua pesawat ketika itu sedang terbang dari arah yang berlawanan di atas langit Zagreb, Yugoslavia.

British Airways 476 sedang dalam perjalanan dari Bandara Heart, London, Inggris menuju Istanbul, Turki. Sedangkan Inex Airline DC-9 tengah mengudara dengan rute penerbangan Split, Yugoslavia-Cologne, Jerman Barat.

Perjalanan kedua kapal terbang di menit-menit awal berjalan mulus. Tapi pilot British Airways tak menyangka tiba-tiba ada pesawat lain di hadapannya. Pilot tak bisa berbuat banyak. Tak punya waktu untuk memutar pesawat. Kedua pesawat pun bertabrakan dan jatuh.

Sebanyak 176 orang atau seluruh orang yang berada di kedua pesawat tewas. Orang yang pertama tewas adalah pilot British Airways. Kokpit tempatnya beroperasi menghantam sayap kiri pesawat Inex Airline.

Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa kecelakaan terjadi akibat kelalaian petugas pengendali lalu lintas udara Zagreb bernama Gladimir Tasic. Dia gagal memberi peringatan bagi pilot dari kedua pesawat, karena banyaknya penerbangan yang harus ia tangani. Sedangkan asistennya, yang seharusnya membantunya saat itu, belum hadir.

Lima petugas pengendali lalu lintas udara Zagreb dan dua atasannya dinyatakan sebagai tersangka. Namun pada akhirnya, hanya Tasic yang diadili. Dia dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara atas kelalaian. Tapi beberapa waktu kemudian dibebaskan setelah banyak desakan dari serikat pengendali lalu lintas udara internasional.

Saat kejadian, Perang Dingin tengah berkecamuk, yang membuat sejumlah penerbangan dunia dialihkan ke rute yang melintasi negara blok Uni Soviet, termasuk Yugoslavia. Sehingga para petugas pengendali lalu lintas udara harus menangani banyaknya penerbangan. Sementara jumlah personel mereka terbatas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya