Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 56 perupa dari 28 provinsi menggelar Pameran Besar Seni Rupa se Indonesia di Taman Budaya Papua, 10-13 September. Pagelaran swara nusa yang mengusung tema seni untuk perdamaian dan seni untuk persaudaraan ini diharapkan dapat memajukan seni rupa Indonesia dengan keberagaman latar belakang budaya daerah yang berbeda.
Kurator Pameran Besar Seni Rupa Se Indonesia, Adrianto Rikrik Kusmara menuturkan pameran besar seni rupa tersebut baru pertama kali digelar di Indonesia dan tuan rumah pertama kali terpilih adalah di Jayapura, Papua. Kegiatan yang digelar oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan sengaja untuk mempertemukan seniman tanah aid an diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas karya seni rupa nasional,
Advertisement
“Ajang ini juga menjadi pertukaran informasi bersama antar perupa nusantara, sehingga tumbuh rasa apresiasi atas karya seni rupa yang diciptakan oleh seniman Indonesia,” ujarnya, Rabu (10/9/2014).
Pagelaran ini juga akan dikmas dengan acara melukis bersama para perupa se Indonesia diatas kulit kayu di Pulau Asei besar, Kabupaten Jayapura. “Melukis bersama diatas kulit kayu sengaja digelar untuk menambah cakrawala pengetahuna, bertukar ilmu dan pengalaman. Ajang melukis diatas kulit kayu juga akan menambah teknik pengerjaan serta pendekatan estetika yang berbeda,” jelasnya.
Perupa dari DKI Jakarta, Sarnadi Adam yang menyuguhkan 7 lukisannya diatas kanvas berukuran 85 x 105 cm dan 30 x 30 cm menampilkan tema Tarian Betawi yang merupakan ciri khas dari adat Betawi. Perupa lainnya, Aisul Yanto yang menampilkan dua lukisannya bertema wanita. “Sejak 7 September kami berada disini dan kami sangat mengapresiasi kegiatan pertemuan seni rupa se Indonesia ini. Kami juga sangat menantikan melukis diatas kulit kayu yang akan digelar besok. Melukis dengan cara ini adalah perpaduan antara melukis modern dan tradisional yang akan digabungkan,” paparnya.
Ketua Sekolah Tingggi Seni Papua (STSP), Syafiuddin mengapresiasi dengan baik kegiatan temu rupa se Indonesia untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni rupa di nusantara karena di Papua kurang informasi terkait karya seni. “Perupa-perupa Papua yang ada saat ini baru dikembangkan adalah untuk keahliannya, belum kepada seni melukisnya,” katanya.