Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR Fraksi PDIP Tubagus (TB) Hasanuddin mengatakan, RUU Pilkada yang mengatur tentang pemilihan kepala daerah melalui DPRD sebenarnya bisa menguntungkan partainya.
Hal ini bisa terjadi, kata TB Hasanuddin, karena PDIP merupakan pemenang pemilu legislatif pada 9 April 2014. Selain itu, lanjut TB, meski di tingkat nasional PDIP dan Partai Golkar berbeda pendapat, namun di tingkat daerah hubungan kedua partai sangat cair.
"Golkar dan PDIP, kalau mau untung-untungan, PDIP bisa menguasai daerah. Bisa saja Golkar koalisi dengan PDIP (di daerah). (PDIP) bisa jadi bupati, nanti dari Golkar jadi wakilnya dan sebagainya," kata TB Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2014).
Namun demikian, ujar TB, hal tersebut tidak akan dilakukan PDIP karena harus memikirkan suara rakyat. "PDIP harus pikirkan konstituen," ujar dia.
TB pun mengaku heran dengan parpol yang berada di peringkat menengah ke bawah sesuai hasil pemilu legislatif. Menurut TB, partai-partai itu hanyalah memikirkan legislatif di tingkat nasional saja, namun tidak di daerah.
"Saya nggak ngerti partai-partai ranking 6 dan 7 itu ngapain. Rangking 1, 2 dikuasai PDIP dan Golkar, kemudian Demokrat. Saya heran mereka nggak hitung. Artinya 5 sampai 10 tahun, Golkar dan PDIP atau Demokrat yang sukses. Celakalah untuk partai nomor 4 sampai ranking 9, hanya melihat dari tataran kekuasaan (di nasional) saja tak dihitung ke bawah," tandas TB Hasanuddin.
RUU Pilkada menjadi sorotan akhir-akhir ini setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menolaknya. Penolakan tersebut bahkan diperlihatkan Ahok dengan keluar dari partainya, Partai Gerindra, karena tak sepaham dengan Gerindra yang mendukung pilkada tak langsung.
Belakangan RUU Pilkada juga ditolak oleh sejumlah kepala daerah, salah satunya Walikota Bandung Ridwan Kamil. (Sss)
TB Hasanuddin: RUU Pilkada Untungkan PDIP, Tapi...
Meski menguntungkan, ujar politisi PDIP, partainya tak akan mendukung RUU Pilkada karena harus memikirkan suara rakyat.
diperbarui 11 Sep 2014, 11:52 WIBPeneliti LSI, Adjie Alfaraby mengatakan bahwa mayoritas pemilih lebih mengingnkan Pilkada secara langsung, Jakarta, Selasa (9/9/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mulai Dikenal Dunia, Golden Visa Indonesia jadi Pembahasan dalam 18th Global Citizenship Conference di Singapura
Skala Krisis Judi Online di Indonesia, Penelitian Nasional Ungkap Dampak Mengerikan yang Perlu Diwaspadai!
Fasilitasi Industri dan Pencari Kerja, Menaker Yassierli Perbanyak Naker Fest
Kultus Kiamat Kanungu di Uganda, Bakar Hidup-hidup 500 Pengikutnya
Cara Menghisab Diri sebelum Dihisab di Hari Kiamat, Agar Selamat Kata Gus Baha
Berlliana Lovell Gandeng Ade Govinda Tuang Kisah Pribadi di Lagu Tuhan Pasti Tahu, Soal Cinta Tapi Beda
OKG Research Ramal Arus Masuk Bitcoin Sentuh USD 2,28 Triliun di 2025
PDIP Tegaskan Jateng Masih Kandang Banteng: Total 19 Kabupaten/Kota Menang
Ketum Kadin Anindya Bakrie Bicara UMP 2025: Produktivitas Pekerja Harus Naik
Bank Indonesia Pematangsiantar Gelar Capacity Building Media
Hadirkan Suasana Elegan, Osteria GIA Resmi Dibuka di Tribeca Park
DOID Kuasai Salah Satu Tambang Batu Bara Metalurgi Terbesar di Australia