Liputan6.com, Jakarta - Berbagai nama muncul untuk mengisi jabatan jajaran menteri di era pemerintahan Indonesia periode 2014-2019. Pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla memang berencana mengangkat menteri tak hanya berdasarkan kader partai politik, salah satunya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo).
Nama-nama yang muncul tersebut berasal dari banyak pihak baik dari komunitas pendukung Jokowi-JK, organisasi kemasyarakatan maupun asosiasi industri. Mereka berusaha untuk memberi masukan bagi kedua pemimpin baru Indonesia tersebut dalam memilih jajaran menteri yang membantunya menjalankan roda pemerintahan.
Namun, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengaku tak memberikan nama khusus yang diajukan kepada pasangan Presiden dan Wakil Presiden yang diusung koalisi partai di bawah pimpinan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut (PDIP).
"Asosiasi tidak mengusulkan nama tertentu yang diusung dan didukung sebagai calon Menkominfo," ungkap Alexander Rusli, Ketua ATSI sekaligus CEO Indosat saat dijumpai tim Tekno Liputan6.com di Galeri Indosat Sarinah, Jakarta.
Meski tak mengusulkan nama khusus, Alex mengaku asosiasi operator telekomunikasi itu berharap agar pemimpin di Kementerian Kominfo nantinya merupakan sosok yang cukup paham atas industri maupun kondisi telekomunikasi di Tanah Air.
"Kita berharap yang menjabat Menkominfo orang yang mengerti betul industri dan kondisi telekomunikasi Indonesia. Paham soal industri telekomunikasi itu kan bisa saja orang dari dalam ataupun luar industri, Asosiasi tak mengusulkan siapapun pastinya," tambah Alex.
Pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu sendiri muncul dalam daftar nama yang diusulkan sebagai calon pengganti Tifatul Sembiring. Alex sebelumnya memang punya pengalaman sebagai staf khusus Menkominfo di era Menkominfo Sofyan Djalil.
Energi & Tambang