BMKG Luncurkan 'With Globe', Bisa Pantau Suhu Seluruh Dunia

With Globe milik BMKG ini merupakan pemantau cuaca yang menggunakan teknologi berlisensi Jepang.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Sep 2014, 16:56 WIB
Awan hitam di atas kawasan Surabaya Barat, Senin (5/4). Menurut BMKG, cuaca ekstrim merupakan pengaruh puncak terjadinya badai siklon tropis Robyn yang berada di Sumatera barat daya. (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) baru saja meluncurkan pemantau cuaca 'With Globe'. Pemantau cuaca itu merupakan teknologi berlisensi Jepang.

With Globe di BMKG merupakan unit kedua yang ada setelah pemasangan sebelumnya di kantor World Meteorological Organization (WMO) di Jenewa, Swiss oleh Weather News Inc.

"Dengan adanya With Globe ini kita bisa mengilustrasikan sebuah ilmu pengetahuan tentang sistem bumi serta mengambarkan animasi kejadian cuaca yang ada di bumi ini," kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya usai peluncuran With Globe di Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Dia menjelaskan, alat pemantau cuaca bumi ini memberikan animasi tutupan awan, arus laut, suhu permukaan air laut, isobar permukaan bumi, dan perubahan cuaca di atas permukaan bumi.

Dengan With Globe, lanjut dia, BMKG bisa melihat segala cuaca bumi dan permukaan bumi lewat sebuah alat yang berbentuk bola dunia berdiameter 90 centimeter.

"Instalasi With Globe ini juga bisa digunakan untuk menjelaskan tentang proses lingkungan hidup yang begitu kompleks," ujar dia.

Dia mengatakan, media visualisasi hasil pengamatan fenomena cuaca bumi ini diharapkan dapat menjadi media komunikasi tentang layanan informasi BMKG kepada masyarakat. Informasi tersebut berkaitan dengan perkembangan cuaca, perubahan iklim, kualitas udara, seismologi teknik, tanda waktu, listrik udara, gempa bumi, dan tsunami.

Berbeda dengan alat-alat pemantau cuaca yang telah ada di Indonesia, With Globe memiliki cakupan yang lebih luas yaitu seluruh permukaan bumi.

Selama ini alat pemantau yang telah ada di BMKG hanya terfokus pada permukaan Indonesia dan 28 negara tetangga di sekitar Indonesia. Tapi lewat alat ini, perubahan cuaca di seluruh dunia bisa terpantau.

"With Globe telah direncanakan sejak 2012 dan dapat terealisasikan pada 2014," tandas Kepala BMKG Andi Eka Sakya. (Ant/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya