PBB: Kondisi Lapisan Ozon Membaik

Sebelumnya lapisan ozon terus menipis dan menjadi lubang kecil hingga masuknya sinar ultraviolet yang memicu kanker.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 11 Sep 2014, 17:40 WIB
Sebelumnya lapisan ozon terus menipis dan menjadi lubang kecil hingga masuknya sinar ultraviolet yang memicu kanker (Wikimedia)

Liputan6.com, Washington DC - Upaya untuk memulihkan kondisi lapisan ozon dinyatakan berhasil. Lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km itu dinyatakan mulai kembali menutup setelah terlihat adanya tanda-tanda berhentinya penipisan.

Sebelumnya lapisan ozon terus menipis dan menjadi lubang kecil hingga memungkinkan masuknya sinar ultraviolet yang memicu kanker.

Menurut studi yang dilakukan Badan Meteorologi Dunia (WMO) dan Badan Lingkungan PBB (UNEP), butuh waktu satu dekade atau 10 tahun untuk memulihkan lapisan ozon secara sempurna.

"Aksi internasional untuk menghentikan menipisnya lapisan ozon kini berhasil. Ini menjadi motivasi bagi kita semua untuk menghadapi tantangan atas perubahan iklim," ujar Sekretaris Jenderal Badan Meteorologi Dunia (WMO) Michel Jarraud, seperti dimuat BBC, Kamis (11/9/2014).

Ken Jucks dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, "orang-orang saat ini sudah mulai sadar untuk menjaga lingkungan demi mengembalikan kondisi atmosfer yang menipis."

Akan tetapi, David Vaughan dari Badan Survei Antartika Inggris mengatakan pihaknya masih meragukan apakah benar dan mungkin lapisan ozon bisa kembali pada bentuk semula.

"Kita harus tetap waspada, meski saat ini sudah ada kabar baik, kemungkinan menutupnya lapisan ozon," ujar David.

Kata dia, pihaknya saat ini masih menunggu hasil pemantauan tim mereka untuk membuktikan apakah benar lapisan ozon kembali mulai menutup atau tidak. "Jika hal itu benar, maka kita semua berpotensi untuk memulihkannya."

Namun demikian, sinyal positif dari lapisan ozon tak sebanding dengan kondisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim. WMO mengatakan pada pekan ini gas rumah kaca di atmosfer mencapai rekor tertinggi.

Dijelaskan bahwa belakangan ini telah terjadi lonjakan emisi karbon dioksida (CO2) hingga menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer berada pada tingkat rekor tertinggi dibanding tahun lalu.

Tingkat karbon dioksida antara tahun 2012 dan 2013 mencapai kenaikan tahunan terbesar sejak pencatatan global dimulai 30 tahun lalu. Sebagian besar emisi karbon dioksida diserap oleh lautan.

"Emisi karbon dioksida masa lalu, sekarang dan masa depan akan memiliki dampak kumulatif pada pemanasan global dan pengasaman laut," ujar kepala WMO Michel Jarraud. (Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya