Hidayat PKS: 'Lingkaran Setan' Pilkada Langsung Masak Dilanjutkan

PKS mendesak agar Pilkada dikembalikan ke DPRD. Alasannya, dia tak mau kepala daerah terperangkap kasus korupsi.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 11 Sep 2014, 19:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Fraksi PKS di DPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan, salah satu bukti pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung banyak membawa mudarat adalah terbongkarnya kasus korupsi yang melibatkan Bupati Biak Numfor, Papua, Yesaya Sombuk.

Dia mengatakan, akibat dari Pilkada langsung tersebut,  ratusan kepala daerah ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Termasuk Yesaya Sombuk yang saat ini harus menjalani proses hukum dengan menjadi terdakwa kasus dugaan suap proyek rekonstruksi tanggul laut abrasi pantai dan proyek-proyek lain di Kabupaten Biak Numfor, Papua tahun 2014.

"Yang ditangkap KPK 300 lebih, Bupati Biak Numfor, dia tokoh sepuh dia ikut Pilkada, dia ngutang ditagih nggak punya duit akhirnya korupsi," kata Hidayat di Gedung DPR, Kamis (11/9/2014).

Oleh karenanya, anggota Majelis Syuro PKS itu mendesak agar Pilkada dikembalikan ke DPRD. Alasannya, dia tak mau kepala daerah terperangkap kasus korupsi. "Lingkaran setan ini masak mau kita lanjutkan," ketus Hidayat.

Mantan Ketua MPR periode 2004-2009 tersebut membantah, Pilkada tidak langsung membuat orang-orang berpotensi tak bisa memimpin daerah. Karena menurut dia, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Ridwal Kamil bisa memimpin daerahnya masing-masing atas usungan parpol.

"Itu bukti melalui parpol menghasilkan orang hebat. Nanti parpol bisa cari orang-orang hebat. Ahok yang tadinya mau nyalon perseorangan kan nggak cukup akhirnya dari parpol. Jangan dilakukan deparpolisasi, parpol bisa hasilkan orang hebat," tandas Hidayat. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya