Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat ditutup bergerak berfluktuatif pada perdagangan Jumat (Kamis) ini sebagai rebound harga minyak mengimbangi kekhawatiran meningkatnya ketegangan geopolitik dan kemungkin kenaikan suku bunga.
Indeks saham S&P 500 melemah 0,1 persen menjadi 1.995,31 pada pukul 03:33 waktu di New York, setelah sebelumnya turun 0,5 persen.
Demikian pula indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 34,77 poin, atau 0,2 persen menjadi 17.033,94. Indeks Nasdaq 100 turun 0,2 persen. Perdagangan saham S & P 500 sejalan dengan rata-rata 30-hari untuk kali ini hari.
"Kami hanya terjebak dalam kisaran ketat karena pasar telah begitu kuat tahun ini dan kemudian pasar membutuhkan sedikit waktu untuk mendinginkan diri," ujar Dan Miller, Direktur Ekuitas di GW & K Investment Management melansir laman Bloomber.
Saham perusahaan energi yang berada pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 persen, menghapus kerugian sebelumnya 1,2 persen karena harga minyak mentah pulih dari posisi terendah dalam delapan bulan.
Namun pada saham kesehatan, saham Celgene Corp tergelincir 2,5 persen. Saham lain yang turun adalah milik MasterCard Inc sebesar 1,5 persen setelah kalah dalam pengadilan.
Indeks S & P 500 tercatat turun 0,6 persen minggu ini karena investor fokus pada waktu kenaikan suku bunga Federal Reserve. The Fed mengukur kekuatan ekonomi karena melihat perlu menurunkan program stimulus dan menganggap perlu adanya kenaikan tarif. Rencananya, para pejabat The Fed akan kembali berkumpul pada 16-17 September.
Enam dari 10 industri utama di S & P 500 menguat. Saham perusahaan energi naik 0,1 persen, menghapus penurunan harga minyak mentah West Texas Intermediate dari kerugian delapan bulan rendah.
Minyak mentah Brent turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun sebelumnya di hari seperti Badan Energi Internasional memangkas proyeksi permintaan minyak global untuk tahun ini dan berikutnya. Pasar minyak di AS dan Eropa menghadapi banjir di tengah konsumsi dibatasi dan pemulihan pasokan dari Libya.
Sebuah laporan hari ini menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran secara tak terduga naik minggu lalu ke level tertinggi dalamdua bulan, mengganggu penurunan ke level terendah sejak sebelum resesi terakhir.
Sebelumnya, ekuitas meluncur turun usai pejabat Uni Eropa mengatakan sanksi baru terhadap Rusia akan mulai berlaku besok atas dukungan negara separatis di Ukraina.
Mengakhiri perselisihan, negara-negara Uni Eropa sepakat untuk melaksanakan rencana kepada beberapa perusahaan milik negara pertahanan dan energi Rusia. Presiden Barack Obama mengatakan AS bergabung dengan Uni Eropa untuk memberikan sanksi lebih lanjut tentang Rusia.
Kemarin Obama menjanjikan kampanye "tanpa henti" untuk menghancurkan ekstremis Negara Islam di Irak dan Suriah, dengan sekutu Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Yordania memainkan peran pendukung penting. (Nrm)
Bursa AS Melemah Digoyang Harga Minyak dan Geopolitik
Bursa AS disebut telah begitu kuat tahun ini dan kemudian pasar membutuhkan sedikit waktu untuk mendinginkan diri.
diperbarui 12 Sep 2014, 04:00 WIBIlustrasi Bursa Saham (Liputan6.com/Sangaji)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jung Woo Sung Minta Maaf Atas Skandal Anak di Luar Nikah dengan Moon Gabi di Panggung Blue Dragon Film Awards
Kabar Bagus, 3 Pemain Abroad Segera Gabung Timnas Indonesia Jelang Piala AFF 2024
Kolaborasi Mie Sedaap dengan WD Willy dan Feri Akbar Warnai Come See Mie Fest Bandung 2024
Buya Yahya Bongkar Rahasia Sukses Abdurrahman bin Auf, Sahabat Nabi yang Kaya Raya
Sudah Tayang, Berikut Sinopsis Episode 1 Series True Stalker yang Tayang di Vidio
Cara Mengatasi Sakit Perut saat Haid: Panduan Lengkap
Mendikdasmen Berencana Terapkan Coding dan AI Jadi Mata Pelajaran Siswa SD, Dimulai Tahun Ajaran 2024-2025
Nuon dan RCTI Sukses Gelar Indonesian Music Awards 2024: Ini Daftar Pemenangnya!
Prabowo: Sebulan Saya Memimpin, Kabinet Merah Putih Bekerja Luar Biasa
Cara Membuat Mie Lidi yang Renyah dan Lezat
IHSG Merosot ke 7.114, Investor Asing Kembali Jual Saham Rp 3,8 Triliun
AS dan China Lakukan Pertukaran 3 Tahanan Setelah Proses Diplomasi yang Panjang