Liputan6.com, New York - Pasar saham Amerika Serikat (AS) memerah di akhir pekan, di mana indeks Standard & Poor 500 keluar dari posisi keuntungannya dalam sebulan.
Ini disebabkan investor berspekulasi Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan setelah data penjualan ritel tercatat naik dan menjadi laju tercepat dalam empat bulan.
Melansir laman Bloomberg, Sabtu (Jumat) ini, indesk saham S&P 500 turun 0,6 persen menjadi 1.985,54 pada 4:00 di New York.
Advertisement
Sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun 61,49 poin, atau 0,4 persen menjadi 16.987,51. Indeks Russell 2000 turun 1 persen. Indeks Russel 2000 turun 1 persen.
"Penjualan ritel hari ini dan data kepercayaan konsumen jatuh ke dalam argumen lift-off Fed mungkin datang lebih cepat," jelas Mark Luschini, Kepala Strategi investasi Janney Montgomery Scott LLC.
Adapun Saham energi tercatat turun 1,5 persen, memperpanjang penurunan mingguan sebesar 3,7 persen. Caterpillar Inc misalnya, kehilangan 0,5 persen.
Saham Yahoo! Inc naik 3,9 persen karena Alibaba Group Holding Ltd siap melakukan penawaran umum perdana. Saham Conversant Inc melonjak 30 persen setelah Data Systems Alliance Corp setuju untuk membelinya.
Indeks sentimen konsumen The Thomson Reuters / University of Michigan naik menjadi 84.6 pada bulan September dari 82,5 bulan sebelumnya. Estimasi median dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom memproyeksikan kenaikan ke 83,3.
The Fed menilai kekuatan ekonomi telah cukup untuk melakukan kenaikan tarif bunga. Bank sentral, yang memenuhi 16-17 September, mengatakan bahwa suku bunga acuan akan tetap rendah untuk "waktu yang cukup" setelah melengkapi pembelian obligasi bulanan. (Nrm)