FAO: Harga Pangan Agustus Turun ke Level Terendah Sejak 2010

Penurunan indeks harga pangan dipimpin susu.

oleh Nurmayanti diperbarui 13 Sep 2014, 16:42 WIB
dari 14 item produk pangan utama, biasanya yang mengalami lonjakan harga hanya sebanyak 7 item.

Liputan6.com, Ghana - Organisasi Pangan Dunia (FAO) menyebutkan indeks harga pangan bulanan turun pada Agustus. Ini merupakan bulan kelima terjadinya penurunan dan mencapai level terendah dalam 4 tahun, sejak September 2010.

Indeks rata-rata pangan pada agustus tercatat mencapai 196,6 poin, turun 7,3 poin (3,6 persen) dari bulan Juli. Harga untuk semua komoditas yang diukur dengan indeks merosot tajam kecuali daging.

Menurut laporan FAO, melansir laman Ghana News Agency, Sabtu (13/9/2014), penurunan indeks dipimpin produk susu dengan rata-rata 200,8 poin pada bulan Agustus, turun 25,3 poin (11,2 persen) dibandingkan Juli dan 46,8 poin (18,9 persen) dibandingkan dengan tahun lalu. Ini merupakan hasil dari pasokan berlimpah untuk ekspor ditambah dengan penurunan permintaan impor.

George Kourous, FAO Media Relations di Roma mengatakan kebijakan Rusia melarang impor susu masuk ke negaranya pada awal bulan telah membantu menekan harga.

Sementara berkurangnya impor susu bubuk China (importir terbesar di dunia) juga memberikan kontribusi terhadap ketidakpastian pasar.

Sementara indeks harga FAO untuk sereal rata-rata 182,5 poin pada bulan Agustus, turun 2,8 poin (1,5 persen) dari bulan lalu dan 24,2 poin (11,7 persen) dibandingkan Agustus 2013.

Rekor lain untuk produksi gandum, harga biji-bijian pokok yang tercatat terus meluncur turun pada bulan Agustus, mencapai nilai terendah sejak Juli 2010.

Dikatakan pula, kondisi pertumbuhan daerah penghasil utama, ditambah dengan pasokan yang berlimpah,membuat harga jagung turun.

Namun untuk harga beras meningkat pada bulan Agustus, mencerminkan kenaikan permintaan impor. Ini karena Thailand merilis stok yang lebih rendah, di mana cuaca yang tidak menguntungkan mempengaruhi beberapa tanaman di Asia.

"Persediaan beras tampaknya cukup di seluruh dunia, namun pasokan  yang sangat banyak terkonsentrasi di sejumlah kecil negara, dan sering dimiliki oleh pemerintah. Ini berarti bahwa negara-negara ini dapat sangat mempengaruhi harga dunia, dengan memutuskan apakah akan membiarkan persediaan tersebut mengalir ke pasar atau tidak, "kata FAO Economist Concepción Calpe.

"Fakta bahwa Thailand masih membatasi penjualan volume beras besar telah menjadi salah satu faktor utama yang mendukung harga dunia dalam beberapa bulan terakhir,"lanjut dia.

Indeks Harga Pangan FAO berisi indeks perdagangan-tertimbang yang mengukur harga dari lima komoditas pangan utama di pasar internasional: yakni harga sereal, daging, produk susu, minyak sayur, dan gula. (Nrm)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya