Donat RI Makin Banyak Diminati Warga Filipina

Total perdagangan antara Indonesia dan Filipina diharapkan mencapai US$ 12 miliar. Saat ini total perdagangan kedua negara baru US$ 5 miliar

oleh Septian Deny diperbarui 15 Sep 2014, 10:29 WIB
(Foto: jmproid)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia terus menggenjot pertumbuhan ekspor produk dalam negeri ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu negara yang punya potensi besar menjadi tujuan ekspor Indonesia yaitu Filipina.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengatakan, peningkatan penjualan barang-barang konsumsi Indonesia ke Filipina yang tumbuh cukup pesat, antara lain furnitur, donat, kecap, minyak goreng, bumbu, dan mi instan.

"Produk Indonesia yang banyak dijual di sana, antara lain kecap ABC, minyak goreng Bimoli, dan Kopiko," ujar Bayu dalam keterangan tertulis saat mengadakan kunjungan ke Manila, Filipina, seperti ditulis Senin (15/9/2014).

Dalam kesempatan ini, Bayu juga mengadakan kunjungan ke Ethnic Shop, toko yang menjual berbagai furnitur asal Indonesia. Saat berdialog dengan pengusaha tersebut disampaikan bahwa sejauh ini tidak terdapat kendala dalam proses pembelian dan pengiriman barang ke Filipina.

"Permintaan produk furnitur Indonesia juga cukup tinggi dan berprospek cerah," lanjutnya.

Menurut Bayu, penguatan kerja sama merupakan hal penting dalam persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Perdagangan intra-ASEAN diharapkan dapat meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, perlu cara pandang baru untuk melihat berbagai kesempatan dalam meningkatkan perdagangan antar negara ASEAN.

Selain itu, guna menegaskan komitmen kedua negara, Bayu juga melakukan pertemuan bilateral dengan Undersecretary for Industry Development and Trade Policy, Departement of Trade and Industry Phillipines, Adrian S. Cristobal, Jr. Guna membahas perkembangan konektivitas laut di Indonesia.

Hal ini terkait dengan dibukanya Pelabuhan Bitung untuk impor produk tertentu, terbatas pada produk makanan dan minuman, pakaian jadi, serta peralatan elektronik melalui Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2014 3 Juli 2014.

Bayu meyakini dengan adanya kunjungan tersebut mampu meningkatkan pendapatan kedua negara. Saat ini total perdagangan kedua negara yang saat ini mendekati US$ 5 miliar, yang idealnya dapat mencapai USD 12 miliar, atau 1 persen dari total GDP kedua negara.

"Oleh karena itu, diharapkan rangkaian kunjungan kerja ini dapat membantu pencapaian target tersebut," kata Bayu.

Sekadar informasi, neraca perdagangan Indonesia-Filipina dalam lima tahun terakhir mengalami tren peningkatan signifikan, dari US$ 1,86 miliar pada tahun 2009 menjadi US$ 3,04 miliar pada 2013, atau meningkat sebesar 12,1 persen.

Adapun neraca perdagangan semester I 2014 tercatat sebesar US$ 1,52 miliar, meningkat 3,66 persen dari periode sebelumnya senilai US$ 1,46 miliar pada semester I 2013. Tren ekspor Indonesia ke Filipina mengalami peningkatan dari US$ 2,41 miliar pada 2009 menjadi US$ 3,82 miliar pada 2013.

Peningkatan ini mencapai 11,36 persen dalam lima tahun terakhir. Ekspor semester I 2014 juga menunjukkan hal positif, naik sebesar 0,44 persen dari semester 1 tahun 2013 atau meningkat dari US$ 1,86 miliar menjadi US$ 1,87 miliar.

Total perdagangan ke Filipina pada periode 2009-2013 mengalami tren peningkatan sebesar 10,9 persen, dari US$ 2,94 miliar pada tahun 2009 menjadi US$ 4,59 miliar pada 2013. (Dny/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya