Liputan6.com, Baghdad - Amerika Serikat melakukan serangan udara di Irak untuk membantu pasukan yang diserang oleh ISIS. Jet-jet tempur pun beterbangan di langit dekat Gunung Sinjar dan di barat Baghdad, pada Minggu-Senin (14-15 September 2014).
BBC Selasa (16/9/2014) memberitakan, operasi militer ini adalah yang pertama dilakukan sejak Presiden AS Barack Obama menyampaikan rencana ekspansi serangan terhadap ISIS pekan lalu. Meski sebelumnya telah melancarkan serangan udara.
Dalam sebuah pernyataannya, militer AS mengungkapkan bahwa serangan udara di barat Baghdad adalah bagian dari upaya yang diperluas untuk menyerang ISIS. Tujuannya, lebih dari sekedar untuk melindungi rakyat AS dan misi kemanusiaan.
"Serangan itu untuk mendukung pasukan di sana. Enam kendaraan ISIS telah hancur di dekat Sinjar," jelas pihak AS dalam pernyataannya.
Semua pesawat AS dilaporkan telah meninggalkan lokasi serangan dengan aman.
Sebelumnya, negeri pimpinan Barack Obama itu telah melakukan lebih dari 162 serangan udara di seluruh Irak. Gempuran itu dilancarkan sejak Agustus.
Para pejabat militer AS mengungkapkan, serangan yang paling baru ini merefleksikan keputusan Presiden Obama untuk menyerang posisi ISIS di mana pun mereka berada.
Advertisement
Demi menumpas keberadaan ISIS, negara-negara Arab telah sepakat bergandeng tangan dengan AS dan Inggris. Namun ada satu negara yakni yang belum menyatakan kesediaannya untuk turut serta.
Menteri Luar Negeri Irak Ibrahim al-Jaafari menyayangkan ketiadaan Iran dalam konferensi internasional yang digelar untuk menangani ancaman kelompok .
Sedikitnya 30 negara berpartisipasi dalam konferensi internasional di Paris, Prancis, pada Senin 15 September. Pertemuan itu guna membahas cara-cara penanganan ISIS.
Sejumlah figur, seperti Presiden Irak Fuad Masum dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, terlihat hadir pada konferensi tersebut. Hanya delegasi dari Iran dan Suriah tidak tampak.
Menurut Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, penolakan dari pihaknya lantaran AS selama ini dinilai kerap "berbuat kotor" dalam melancarkan aksi militernya. "Saya katakan tidak, karena 'tangan' mereka kotor," ujar Khamenei. (Ein)