Niat Habisi Komandan, 12 Tentara Nigeria Dihukum Mati

Selain melepaskan tembakan, 12 tentara Nigeria itu juga melempari batu ke markas militer.

oleh Rizki Gunawan diperbarui 16 Sep 2014, 12:37 WIB
Selain melepaskan tembakan, 12 tentara Nigeria itu juga melempari batu ke markas militer.

Liputan6.com, Abuja - Pengadilan Militer Nigeria menjatuhkan hukuman mati terhadap 12 tentara atas kasus penyerangan markas militer. Mereka dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan terhadap komandan mereka yang berada di lokasi serangan.

Aksi itu terjadi pada 13 Mei 2014 lalu. Sekelompok tentara dilaporkan menembakkan senjata api ke markas militer karena geram setelah konvoi mereka di Chibok diserang kelompok pemberontak Boko Haram. Para prajurit tersebut dilaporkan kecewa dengan perintah komandan hingga membuat rekan mereka disandera dan dibunuh kelompok teror itu.

Saksi mata mengatakan, selain melepaskan tembakan, 12 tentara itu juga melempari batu ke markas militer yang di dalamnya terdapat Komandan Divisi VII Amadu Mohammed. Petinggi militer itu langsung lari dan bersembunyi di balik kendaraan militer. Tak ada yang terluka atas insiden tersebut.

Atas hal itu, hakim pengadilan militer, Brigadir Jenderal (Brigjen) Chukwuemeka Okonkwo memutuskan menjatuhkan hukuman mati kepada 12 tentara. Sementara 5 prajurit lain dibebaskan.

"Hukuman diputuskan setelah melalui pertimbangan dan kesaksian para pejabat resmi, jadi kami tidak ragu untuk memutuskan hal ini," kata Chukwuemeka, seperti dilansir Al-Jazeera, Selasa (16/9/2014).

Namun demikian, menurut laporan BBC, para terdakwa membantah tudingan tersebut dalam persidangan di Pengadilan Militer di Abuja. Tapi proses hukum tetap berlanjut.

Tentara Nigeria dalam beberapa bulan terakhir menghadapi ancaman dari Boko Haram sekaligus tekanan dari pemerintah dan warga untuk menjaga keamanan negara.

Brigjen Chukwuemeka pun mengakui, penyerangan terhadap markas militer yang dilakukan sejumlah tentara merupakan dampak dari tekanan untuk operasi kontra-pemberontak secara besar-besaran.

"Operasi militer ini juga bisa berdampak pada keamanan nasional," kata Chukwuemeka.

Beberapa bulan lalu, Nigeria diguncang dengan kasus penculikan yang dilancarkan Boko Haram terhadap sekitar 200 pelajar putri. Kelompok tersebut juga intensif melakukan serangan bom di sejumlah lokasi penting, termasuk saat warga Nigeria berkumpul untuk menonton pertandingan Piala Dunia pada Juni 2014 lalu. (Ein)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya