Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah advokat dari Kantor Pengacara Djamaludin Koedoeboen melayangkan somasi kepada Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi. Somasi tersebut dilayangkan lantaran Jokowi dinilai tidak konsisten terhadap janji-janjinya soal perampingan kabinet dan mengutamakan menteri-menteri dari kalangan profesional.
"Kami dari Kantor Pengacara Djamaludin Koedoeboen, SH and Partners, melayangkan somasi kepada Jokowi sebagai Presiden terpilih berkaitan dengan inkonsistensi dalam pembentukan kabinetnya," kata Djamaludin di Rumah Transisi, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu, (17/9/2014).
Atas pernyataannya itu, ia meminta kepada Jokowi untuk membuat klarifikasi terkait pernyataan dia sebelumnya yang akan merampingkan kabinet pemerintahannya mendatang. "Saat ini menteri ada 34, berarti Jokowi harus konsisten mengurangi jumlah menteri itu. Tapi kenyataannya terjadi inkonsistensi di mana ketika diumumkan secara resmi postur kabinet Jokowi tetap 34 kementerian," ucap Djamaludin.
Selain berjanji akan merampingkan kabinet, Jokowi sebelumnya juga mengaku akan membentuk kabinet ahli atau zaken kabinet yang mana, tiap menteri yang ditunjuk sesuai dengan keahliannya di bidang kementerian masing-masing. Namun faktanya, Jokowi telah menentukan kabinetnya terdiri dari 18 menteri profesional dan 16 dari unsur partai politik.
"Istilah profesional politik tidak lazim. Menurut kami Jokowi tidak konsisten dengan pernyataannya. Penggunaan istilah profesional politik adalah suatu upaya mengelabui dan menutupi pernyataannya terdahulu," ucap dia.
Djamaludin menegaskan dengan dua inkonsistensi tersebut, maka timbul pertanyaan di kalangan 'wong cilik' atau masyarakat bawah, apakah Jokowi sulit menepati janjinya atas perampingan kabinet dan zaken kabinet akibat adanya tekanan politik.
Djamaludin pun mengatakan, selama ini presiden RI dikenal dengan karakter khas masing-masing. Soekarno dikenang sebagai oratur ulung pemersatu bangsa, Soeharto dikenal ahli strategi dan bapak pembangunan, Habibie sebagai ahli dirgantara dan kebebasan pers, Abdurrahman Wahid sebagai Bapak Pluralisme Bangsa, Megawati Soekarnoputri sebagai pejuang demokrasi dan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden pencitraan stabilitas ekonomi.
"Lalu apa yang akan dikenang dari Jokowi nanti? Apakah Jokowi yang selalu inkonsisten bisa dikenang sebagai presiden 'wong cilik'. Maka itu somasi kami sampaikan, dan atas tanggapan baik dari Jokowi," pungkas dia.
Dinilai Tak konsisten, Jokowi Disomasi Sejumlah Pengacara
Somasi ini dilayangkan sejumlah advokat dari Kantor Pengacara Djamaludin Koedoeboen.
diperbarui 18 Sep 2014, 06:15 WIBJokowi (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ciri Perkembangan Anak: Panduan Lengkap untuk Orangtua
Trik Memisahkan Mie Basah Instan yang Bikin Memasak Jadi Lebih Mudah
Profil Dony Tri Pamungkas, Pemuda Boyolali yang Berhasil Wujudkan Cita-cita Jadi Pemain Andalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
RBF Adalah: Memahami Fenomena Resting Bitch Face dan Dampaknya
Rahasia Menggoreng Ayam Kentucky Krispi dan Matang Sempurna
Infografis Geger Presiden Korsel Yoon Suk Yeol Umumkan Darurat Militer dan Sederet Kontroversinya
Harga Emas Antam Hari Ini 5 Desember 2024 Naik Rp 9.000 per Gram, Tengok Daftar Rinciannya di Sini
Ciri Pembelajaran Berbasis Kompetensi: Panduan Lengkap untuk Pendidik
Cara Move On dari Perselingkuhan dalam Hubungan Asmara, Baik Sebagai Pelaku atau Korban
Joe Biden Singgung soal Dosa Asli AS dalam Kunjungan ke Angola, Apa Itu?
Serba-serbi Koper Expandable yang Bisa Bikin Ruang Penyimpanan Jadi Lebih Besar
Manchester United dan Real Madrid Berebut Wonderkid Swedia, Digadang Sebagai Titisan Toni Kroos