Liputan6.com, Jakarta
Investasi pembangunan pabrik oleochemical di Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatera Utara dari PT Unilever Oleochemical, anak usaha PT Unilever Indonesia Tbk berpotensi membengkak akibat tekanan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Manajemen memperkirakan nilai proyek tersebut bakal membumbung menjadi Rp 2 triliun.
External Relations Director and Corporate Secretary Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso telah menghitung awalnya kebutuhan investasi pembangunan pabrik oleochemical sebesar Rp 1,45 triliun.
"Tapi karena depresiasi kurs mata uang rupiah dan Euro, maka investasi bisa mendekati Rp 2 triliun. Seperti kelapa sawit, ongkosnya pakai rupiah, tapi harganya nge-link ke dolar AS, sehingga ikut terkena dampaknya," tutur dia.
Sancoyo mengungkapkan kemajuan pembangunan pabrik oleochemical di Sei Mangkei sudah masuk tahapan dry commisioning test dan sebagainya. Diharapkan mulai produksi komersial pada kuartal I tahun depan.
"Tahun depan mulai produksi soap noodles dan sebagainya dengan kapasitas penuh 200 ribu ton per tahun," sambungnya.
Dia menyebut, sekira 15-20 persen produksi soap noodles, fatti acid, surfactan, glycerine akan terserap untuk internal Unilever. Sedangkan sisanya ekspor ke sister company di Asia, Eropa dan Amerika Latin," jelas dia.
Sancoyo berharap, pemerintah Indonesia dapat mengebut proyek infrastruktur di Sei Mangkei berupa jalan dan kereta api di kawasan ekonomi khusus ini untuk membantu pengoperasian pabrik tersebut.
"Mudah-mudahan bisa cepat terealisasi pembangunan kereta api dari Sei Mangkei ke Belawan. Dengan infrastruktur ini, kami akan lebih menghemat biaya distribusi," tukas dia. (Fik/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!