Liputan6.com, Jakarta - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) telah mengumumkan postur kabinet yang akan menjalankan program kerja pada pemerintahan mendatang. Setidaknya terdapat 34 kementerian yang akan diisi oleh 18 kalangan profesional dan 16 dari partai politik.
Menurut peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Ardian Sopa, postur kabinet yang telah disampaikan Jokowi-JK itu merupakan sebuah wujud kompromi politik yang dilakukan tanpa mengubah gagasan awal terkait kabinet profesional.
"Jokowi sudah berulang kali menginginkan kabinet profesional. Tapi politik adalah seni berkompromi, dan ini wujud kompromi beliau, tanpa mengubah gagasan awalnya (mengenai kabinet profesional)," ujar Ardian Sopa di kantornya, Jakarta, Kamis (17/9/2014).
Dengan adanya postur kabinet demikian, Ardian menilai pemerintahan Jokowi-JK saat ini sudah mulai menemui benturan-benturan politik yang harus diselesaikan dengan cara berkompromi.
"Misalkan ada aturan menteri tidak boleh ketua umum partai politik, bisa saja nanti diganti menjadi ketua pembina. Nah, kompromi-kompromi seperti itu yang bisa terus berlanjut," pungkas Ardian Sopa.
Jokowi sebelumnya menegaskan, 16 kursi menteri yang diberikan kepada partai politik, bukanlah praktik bagi-bagi kursi kepada partai politik pendukungnya. Apa yang ia lakukan dalam penyusunan struktur kabinet berbeda dengan praktik bagi-bagi kursi menteri.
"Kalau ini kan kriteria dulu (yang disusun). Baru kemudian partai politik nyetor mau ajukan berapa? 100, mau 50, mau 25? Bisa semua," ujar Jokowi di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/9/2014).
Sedangkan, bagi-bagi kursi terjadi bila dia memberikan jatah kursi menteri kepada tiap partai pengusungnya tanpa adanya kriteria yang diberikan.
"Kalau yang namanya bagi-bagi kursi itu, belum berangkat sudah saya kasih, saya beri 3 kursi, saya beri 4 menteri, saya beri menteri utama, itu namanya bagi-bagi kursi," tandas Jokowi. (Yus)
LSI Nilai Postur Kabinet Jokowi Buah Kompromi Politik
Menurut LSI, postur kabinet yang telah disampaikan Jokowi-JK itu merupakan sebuah wujud kompromi politik
diperbarui 18 Sep 2014, 15:57 WIBSutiyoso pun tak akan berpikir dua kali untuk melepaskan jabatannya di PKPI jika Jokowi meminta dirinya bergabung dalam kabinet.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Trik Cepat Merebus Kacang Hijau hingga Empuk, Bisa Hemat Waktu dan Gas
Apa Itu Dimmer: Panduan Lengkap Memahami Teknologi Pengatur Cahaya
Siapa Kandidat Kuat Kapten Timnas Indonesia untuk Piala ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024?
Apa Itu EBIT dalam Laporan Keuangan: Panduan Lengkap untuk Analisis Kinerja Perusahaan
Suswono Bertemu Rizieq Shihab di Makkah, PKS Yakin Dapat Dukungan Akar Rumput FPI di Pilgub Jakarta
Kemendagri Tunjuk Wagub Rosjonsyah Jadi Plt Gubernur Bengkulu
Memahami Upah Minimum Provinsi di Indonesia, Ini Arti dan Pengaruhnya bagi Pekerja
4 Wajah Baru di Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Talenta Muda yang Curi Perhatian STY
Mengenal Arti Asmaul Husna Al Quddus, Pahami Sifat Kesucian Allah
Konsumsi Melinjo Bantu Kontrol Kadar Gula Darah, Ini Cara Mengolahnya
Kecanduan Judi Online Picu 14 Pembunuhan dengan Racun Sianida, Wanita Thailand Divonis Hukuman Mati
AHM Berharap Subsidi Motor Listrik Berlanjut di Tahun Depan