Liputan6.com, Jakarta Sejak franchise The Twilight Saga merampok hati para remaja wanita di setiap tahun, beberapa film adaptasi novel young adults --remaja-dewasa-- pun semakin marak dibuat. Salah satu harapannya, tentu saja untuk menggantikan franchise tersebut yang seolah-olah sudah dijadikan patokan akan suksesnya sebuah film remaja.
Hasilnya, jika sedikit berhitung hingga saat ini, tercatat sudah ada sejumlah film adaptasi young adults yang berhasil mendapatkan tempat tersendiri di hati remaja. Sebut saja diantaranya Beautiful Creatures, Warm Bodies, The Host, The Mortal Instruments, Divergent, hingga The Hunger Games yang tercatat paling berhasil karena sudah berjalan sebanyak dua judul dengan hasil yang fantastis.
Advertisement
Hal itu terbukti dengan film keduanya, The Hunger Games: Catching Fire yang mampu menaklukan The Twilight Saga: Breaking Dawn Part II dengan selisih USD 132 juta atau setara dengan Rp 1,5 trilyun. Lantas, kalau melihat persaingan yang cukup ketat, masih adakah tempat untuk adaptasi-adaptasi baru?
Selanjutnya
Satu minggu lalu, tepatnya 11 September 2014, satu lagi film young adults dirilis di Meksiko.
Diketahui, meskipun belum mencapai Amerika Serikat, film bertajuk The Maze Runner ini banyak diramal bakal menjadi salah satu adaptasi young adults tersukses karena memiliki banyak keunggulan yang sekiranya dapat dijadikan senjata untuk meraup laba sebesar-besarnya di box office.
Poinnya sendiri, dimulai dari jajaran wajah-wajah tampan yang dipakai sebagai lakon utama, hal ini berkemungkinan besar menarik minat para remaja wanita yang katanya paling malas datang untuk ke bioskop [baca: Yuk, Kenalan dengan Para Pemeran The Maze Runner].
Sementara untuk kaum Adam, walau tergolong gersang karena hanya menampilkan satu pemeran wanita, tema post apocalyptic yang dibuat mendebarkan dan tak bertele-tele agaknya tetap menjadi magnet tersendiri yang sekiranya tak akan dilewatkan.
Advertisement
Selanjutnya
Dua poin tersebut semakin mumpuni dengan bangku sutradara yang diserahkan langsung kepada Wes Ball. Perlu diketahui, sejak merilis tiga film pendek bertajuk Jacob: The Movie, A Work in Progress, dan Ruin, nama Wes Ball banyak dipuja berkat kemampuannya dalam mengolah tema biasa menjadi sesuatu yang menarik dan tak terlalu membosankan.
Hal itu lantas diperkuat dengan keputusan para penulis naskah, Noah Oppenheim, Grant Pierce Myers, dan T.S. Nowlin yang langsung menempatkan ketegangan di awal-awal cerita.
Hasilnya, secara kualitas, film ini tak kalah seru bila dibandingkan dengan franchise-franchise sejenis yang saat ini tengah banyak digandrungi. Bahkan, kalau boleh meramal, film yang novelnya terdiri dari tiga jilid ini mampu mengembalikan histeria yang pernah dihasilkan oleh Twilight maupun The Hunger Games pada tahun kemarin.
Belum percaya? Segera tonton filmnya di bioskop-bioskop kesayangan kamu.
Selanjutnya
The Maze Runner bercerita tentang seorang remaja bernama Thomas (Dylan O’Brien) yang tersadar di sebuah tempat yang dikelilingi labirin raksasa. Tak hanya lupa akan bagaimana bisa sampai di sana, ia bersama teman-teman senasibnya pun perlahan-lahan dipaksa untuk menerobos labirin tersebut karena berbagai ancaman yang muncul mengikuti kedatangannya di sana.
Yang jadi masalah, selain tak semua survivor bersedia untuk mengadu nyawa, kondisi labirin pun dikenal berbahaya karena rutenya berubah setiap hari dengan berbagai jebakan mengerikan. Salah satunya adalah mahkluk berbentuk laba-laba bernama Grievers yang tidak segan-segan menghabisi nyawa mereka.(Feb/Rul)
Advertisement