Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri membeberkan pengalamannya saat pertama kali menggelar pemilihan kepada daerah secara langsung. Hal itu ia alami saat menjabat sebagai presiden RI periode 2001-2004.
Megawati menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid setelah MPR mencabut mandatnya dalam sidang Istimewa MPR, Senin 23 Juli 2001.
"Saya ingin menyampaikan sebuah kontemplasi perjalanan sejarah bangsa kita. Kontemplasi dari pengalaman saya sebagai presiden terakhir pemegang mandataris MPR yang merupakan lembaga tertinggi negara," ucap Megawati saat pidato pembukaan Rakernas PDIP di Semarang, Jumat (19/9/2014).
Dalam mengemban amanat rakyat itu, lanjut dia, sejumlah agenda pun dilakukannya untuk mewujudkan Indonesia lebih baik. Di antara agenda itu ialah meletakkan kedaulatan sebagai hukum tertinggi melalui pemilu.
"Penjabarannya melalui pemilu langsung. Oleh UUD 45 hasil amandemen, saya mendapat penugasan untuk pertama kalinya menyelenggarakan Pemilu secara langsung," ucap dia.
Dia pun mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapinya saat pertama kali menggelar pemilu langsung. Kala itu, Mega menyebutkan ada sejumlah rumor negatif terhadap keamanan Indonesia.
"Saudara-saudara tidak bisa membayangkan waktu itu. Saat melangsungkan pemilu langsung. Saya waktu itu didatangi kedubes-kedubes, ada rumor yang menyebutkan keadaannya tidak stabil dan sebagainya. Dengan santun saya tegaskan bahwa saya adalah presiden RI. Saya menjamin seluruh keamanan bukan hanya WNI, tapi seluruh warga asing di sini," beber Megawati.
Karena itu, Mega pun merasa heran dengan pihak yang mendukung Pilkada dilakukan tidak langsung. Mega pun menyatakan, Pilkada oleh DPRD akan mencabut hak hakiki rakyat Indonesia. (Yus)
Advertisement