Liputan6.com, Jakarta Obat penurun kolesterol saja tidak cukup untuk menurunkan kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterolemia. Perlu perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat untuk menjamin keberhasilan terapi.
Tanpa perubahan pola hidup, obat yang diminum akan sia-sia. Malah yang memegang peranan penting sebenarnya adalah pola hidup si pasien.
Advertisement
Demikian diungkap oleh ahli jantung dari Persatuan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Dr. M. Munawar Sp.JP di Jakarta. Munawar menegaskan bahwa anggapan yang salah tersebut harus diubah.
Menurut Munawar, anggapan tersebut sangat menyesatkan. “Sehebat apa pun, sebuah obat tidak bisa bekerja sendiri. Harus ada faktor pendukung lain untuk menurunkan kolesterol,” jelas Munawar.
Sayang, masih banyak pasien hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol) yang masih terjebak dengan anggapan tersebut. Mereka hanya mengandalkan obat untuk menurunkan kolesterol. Pola hidup yang mereka jalani masih banyak yang terbilang tidak sehat. Mulai dari tetap merokok, minum alkohol, dan tidak berpantang dalam hal makan.
“Padahal, hanya dengan mengubah menu makan saja selama tiga bulan kadar kolesterol bisa turun signifikan. Jadi obat yang diminum juga bisa menunjukkan hasil,” imbuh Munawar.