Liputan6.com, Jakarta - Dibanding Thailand, program konversi bahan bakar minyak ke gas di dalam negeri bisa dibilang telah tertinggal jauh. Menurut Direktur PT Autogas Indonesia, Thomas Nurhakim, penggunaan gas sebagai bahan bakar telah diimplementasikan negeri Gajah Putih tersebut ke sekitar dua juta kendaraan.
Meski demikian, berbagai pertimbangan pelik untuk berani beralih ke gas sebenarnya tak perlu dipersoalkan. Termasuk, ketersediaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Tanah Air. Thomas menyakini jika jumlah fasilitas pengisian yang ada saat ini tersebut telah terbilang cukup.
"Banyak yang mau pakai gas jadi batal lantaran termakan isu ketersediaan SPBG. Seharusnya hal itu jangan dipermasalahkan. Saya dan kendaraan operasional kami contohnya, telah menggunakan mobil berbahan bakar gas selama kurang lebih lima tahun," ungkapnya dalam gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Jumat (19/9/2014).
Menyoal kebijakan konversi bahan bakar minyak ke gas yang terus dikampanyekan pemerintah, PT Autogas Indonesia dikatakan siap mendukung program tersebut. Sebab, kata Thomas, penggunaan bahan bakar gas bisa meminimalisir subsidi bahan bakar minyak yang selama ini membebani pemerintah.
"Untuk tahun ini saja kami terbuka melakukan kerjasama dengan berbagai workshop guna memberikan layanan pemasangan dan perawatan alat konversi gas ke bensin," ujar dia.
LVG atau CNG?
PT Autogas Indonesia sendiri memiliki solusi konverter kit berikut tabung yang mendukung jenis Liquelfield Gas for Vehicle (LGV) dan Compressed Natural Gas (CNG).
"Ada berbagai jenis konverter kit yang kami sediakan. Tak luput untuk tangkinya, ada yang berbentuk donat dan bisa dipasang pada ban serep," jelasnya. LVG sangat pas diguanakan untuk mobil-mobil pribadi, sementara CNG dikhususkan bagi layanan transportasi publik, termasuk TransJakarta.
Menyoal kelebihan LVG dan CNG, keduanya memiliki harga yang lebih murah daripada BBM, beroktan tinggi, dan ramah lingkungan.
Dari aspek ekonomi, pemilik kendaraan dengan bahan bakar Pertamax merogoh kocek Rp 110 ribu per hari untuk menghabiskan 10 liter bensin. Sementara dengan menggunakan LGV hanya perlu merogoh kocek Rp 59 ribu dan CNG Rp 79 ribu.
"Satu bulan pengguna Pertamax menghabiskan Rp 3,3 juta untuk bahan bakar. Sementara LGV hanya Rp 1,7 juta dan CNG Rp 2,3 juta," papar dia.
Untuk SPBG yang menyediakan gas LGV, Pertamina sendiri diketahui telah memiliki 14 unit yang tersebar di Jakarta dan sekitarnya serta Bali.
LGV dan CNG Jauh Lebih Murah Ketimbang Pertamax
Dengan menggunakan LGV hanya perlu merogoh kocek Rp 59 ribu dan CNG Rp 79 ribu per bulan untuk bahan bakar.
diperbarui 20 Sep 2014, 08:17 WIBDengan menggunakan LGV hanya perlu merogoh kocek Rp 59 ribu dan CNG Rp 79 ribu per bulan untuk bahan bakar.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sopir Pickup Ekspedisi yang Tabrak Pemotor hingga Tewaskan Bayi di Jaksel jadi Tersangka
VIDEO: Kotak Suara di Jambi Dibakar Tim Salah Satu Paslon Kepala Daerah
Hormon Adalah Senyawa Kimia dalam Tubuh, Ketahui Macam, Fungsi, dan Tips Menjaga Keseimbangannya
NewJeans Keluar dari ADOR, Kapitalisasi Pasar Hybe Terpangkas Rp 6,7 Triliun
Pertamina Hulu Rokan Kembali Buka Program Magang, Apa Saja Syaratnya?
Rezeki Akan Terus Mengalir hingga Akhir Zaman, Simak Penjelasan Gus Baha tentang Sifat Allah
NewJeans Lakukan Konferensi Pers Mendadak, Umumkan Keluar dari ADOR
Pemkot Cilegon dan Pemprov Banten Teken PKS Optimalisasi Pajak Kendaraan Bermotor
FnB Apa: Pengertian, Jenis, dan Peluang Bisnis di Indonesia
Hasil Terupdate Data Suara Pilkada Banten 2024 di KPU, Rekapitulasi Tingkat Kecamatan dan Kabupaten/Kota Baru Dimulai
Perdana di Bank Syariah RI, BSI Luncurkan Produk Emas BSI Gold
MU Susah Payah Kalahkan Bodo/Glimt, Instagram Marselino Diikuti Rio Ferdinand