Kemarau, PDAM Mulai Keruk Cisadane

Dari tepian sungai, para pekerja melakukan pengerukan secara manual, agar lumpur tersebut tidak menghalangi jalannya air sungai menuju intek

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 20 Sep 2014, 09:32 WIB
Sungai Cisadane Mengering (Antara/Muhammad Iqbal)

Liputan6.com, Tangerang - Dampak kemarau dan menyusutnya Sungai Cisadane sudah mulai dirasa oleh perusahaan air minum PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang. Akibat debit air sungai menurun, PDAM gencar melakukan pengerukan lumpur sungai Cisadane.

Pasalnya, saat ini debit air yang mengaliri Intek, atau tempat masuknya air baku menuju pengolahan jumlahnya terus menurun. Dikatakan Kepala Seksi Maintenent Electrikal PDAM TB Indra Gunawan, pengerukan ini sengaja dilakukan, sebagai langkah awal antisipasi kekeringan air yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Sejak Cisadane mendangkal, pengerukan lumpur dilakukan setiap hari. Kami libatkan tenaga kerja harian," kata dia, Jumat 19 September 2014.

Dari tepian sungai, para pekerja melakukan pengerukan secara manual, agar lumpur tersebut tidak menghalangi jalannya air sungai menuju intek. Dijelaskan Indra, meski saat ini, penyusutan air sungai masih dalam batas normal, namun dirinya tetap merasa perlu melakukan pengerukan.

Karena, jika dalam hitungan 60 menit saja, perusahaan daerah tersebut tidak dapat melakukan pengelolaan air, maka seluruh pelanggan air bersih PDAM TB yang tersebar di Kota Tangerang, terancam tidak dapat menikmati aliran air bersih.

"Dalam satu hari, kami mengelola kurang lebih 350 liter per detik dengan estimasi normal, yakni ketinggian air mencapai 12 meter. Bayangkan, jika dalam kondisi air menyusut seperti ini, dan kami tidak melakukan antisipasi, maka akan ada 27.445 pelanggan yang terancam krisis air bersih," paparnya.

Humas PDAM TB Budi memastikan bahwa penyusutan air Sungai Cisadane ini tidak akan mempengaruhi pasokan air ke rumah warga. Dia juga optimistis bahwa aliran air bersih tetap akan berjalan normal, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

"Jika belajar dari tahun-tahun sebelumnya, penyusutan ini belum seberapa. Masih bisa ditanggulangi dengan cara pengerukan," tandas Budi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya