Di Negara Maju, Suami pun Dapat Cuti Melahirkan

Indonesia seharusnya mengakui peran penting suami demi keberhasilan program menyusui ASI.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Sep 2014, 07:00 WIB
Dipercaya bahwa tingkat IQ seseorang dipengaruhi berapa lama sang ibu memberikan ASInya.

Liputan6.com, Jakarta Suami memiliki peran penting bagi kelancaran ASI seorang istri. Dan suami pun memiliki hak `cuti melahirkan` seperti yang didapati istri lebih dari tiga hari. Sayang ini hanya terjadi di negara maju.

"Indonesia seharusnya mengakui peran penting suami demi keberhasilan program menyusui ASI. Apalagi ASI yang baik diberikan selama enam bulan sampai dua tahun," kata Utami Rusli kepada Health-Liputan6.com ditulis Sabtu (20/9/2014)

Bila dibanding negara maju lainnya, Indonesia `lambat` mengetahui pentingnya seorang suami dalam kelancaran pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk sang buah hati. Sebab, di sejumlah negara sudah diberlakukan cuti bagi suami untuk membantu istri menghasilkan ASI yang berkualitas.

"Setahu saya, di Swedia, Austria, dan Norwegia, tidak ada cuti ayah atau ibu, melainkan cuti orangtua. Di Swedia, cuti orangtua dibayarkan selama 16 bulan. Syaratnya hanya dua, pertama tidak boleh bersamaan. Ibu pada empat bulan pertama, dan ayah di bulan kelima dan keenam. Sisa 10 bulan, tergantung kondisi," kata dia.

Di sisa waktu itu, terang Konsultan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, jika penghasilan suami lebih besar dari istri, maka suami yang bekerja dan istri yang cuti. Bila sebaliknya, maka suamilah yang harus cuti untuk menjaga bayi mereka.

Foto dok. Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya