Liputan6.com, Kabul - 2 Calon presiden Afghanistan yang bersaing pada pemilu lalu mengakhiri kebuntuan politik selama 6 bulan terakhir dengan menandatangani perjanjian pembagian kekuasaan.
Dalam upacara yang disiarkan televisi di Istana Kepresidenan Afghanistan, Minggu (21/9/2014), Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani menandatangani kesepakatan untuk menciptakan pemerintah persatuan nasional.
Seperti ditulis The Guardian, upacara singkat itu diselenggarakan oleh mantan presiden Hamid Karzai dan dihadiri oleh anggota kabinet dan pejabat pemerintah lainnya.
"Warga Afghanistan telah menunggu hari bahagia ini. Saya berharap hal-hal yang aku tidak bisa lakukan, Anda berdua bisa melakukan," ujar Karzai.
Rincian kesepakatan itu, meskipun bocor ke pers, belum secara resmi diumumkan. Yang jelas, saat penandatanganan itu juga dihadiri Duta Besar AS untuk Afghanistan James Cunningham dan Kepala Perwakilan PBB di Afghanistan Jan Kubis. Keduanya memiliki peran mediasi yang signifikan selama negosiasi panjang.
Menurut 4 halaman kesepakatan itu, pemenang pemilu Ashraf Ghani akan menjadi presiden. Sedangkan peraih suara terbanyak kedua Abdullah Abdullah kemungkinan akan menjadi kepala eksekutif atau setara perdana menteri.
Presiden akan menjalankan kabinet dan bertanggung jawab atas fungsi strategis, sedangkan kepala eksekutif akan menangani tugas sehari-hari. Ia juga akan memimpin dewan menteri yang baru.
Hampir semua aspek kehidupan di Afghanistan telah berhenti dalam beberapa bulan terakhir. Di antara yang paling mendesak adalah penandatanganan perjanjian keamanan bilateral yang akan memungkinkan pasukan asing untuk tetap di Afghanistan di luar tahun ini.
Masa depan hubungan Afghanistan dengan aliansi NATO yang dipimpin Amerika Serikat juga tertunda setelah Karzai menolak menandatangani satu perjanjian keamanan untuk menjamin kelanjutan kehadiran militer asing setelah tahun ini.
Akhiri Kebuntuan, 2 Capres Afghanistan Sepakat Berbagi Kekuasaan
Abdullah Abdullah dan Ashraf Ghani menandatangani kesepakatan untuk menciptakan pemerintah persatuan nasional di Afghanistan.
diperbarui 21 Sep 2014, 19:27 WIBDua capres Afghanistan, Ashraf Ghani (kiri) dan Abdullah Abdullah (AFP)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Energi & TambangKabar Buruk, Harga Emas Diramal Terus Anjlok
Berita Terbaru
Profil Hidemasa Morita Man of The Match Laga Timnas Indonesia vs Jepang, Pemain Kunci di Klub hingga The Samurai Blues
6 Potret Terbaru Moira 'Adik Milea' di Dilan 1990, Lama Tak Muncul karena Fokus Kuliah
Sosok Kiai Kharismatik, tapi Ayah Gus Baha Suka Makan di Warung, Alasannya Mendalam
Bahlil soal Pertemuan Pramono dan Anies: Biasa Saja, Bukan Sesuatu yang Luar Biasa
Ciri dari Norma Hukum Adalah: Pengertian, Sifat, dan Contohnya
Indonesia Tekankan Pentingnya Penguatan Sistem Perdagangan Multilateral di Pertemuan Menteri APEC
Pimpin Kementerian Baru, AHY Akan Tempati Kantor Lama Luhut
Kronologi 7 Tahanan Lapas Salemba Kabur: Gergaji Lubang Ventilasi hingga Masuk Gorong-Gorong Lapas
Cara Defisit Kalori yang Efektif untuk Menurunkan Berat Badan
Kisah Malang Mazyouna di Gaza, Wajahnya Hancur oleh Roket Israel dan Dilarang Mendapat Perawatan
7 Cara Maksimalkan Baterai iPhone di iOS 18 agar Awet Seharian
Contoh Kata-Kata Lowongan Kerja dalam Bentuk Umum, Singkat dan Informatif