Pemerintah Yaman dan Syiah Houthi Akhirnya Berdamai

Sejumlah korban jiwa dan ratusan orang mengungsi dari rumahnya menyusul mengingkatnya bentrokan di Ibukota Yaman, Sana'a.

oleh Rochmanuddin diperbarui 22 Sep 2014, 06:15 WIB
Sejumlah korban jiwa dan retusan orang mengungsi dari rumahnya menyusul mengingkatnya bentrokan di Ibukota Yaman, Sana'a.

Liputan6.com, Sana'a - Pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak Houthi dari kalangan Syiah sudah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri krisis politik selama beberapa pekan ini.

Berdasarkan kesepakatan, maka pemerintah baru akan dibentuk dan Syiah Houthi serta kelompok separatis lain di wilayah selatan negara itu akan mengajukan calon perdana menteri dalam waktu 3 hari ini, demikian dilansir BBC, Senin (22/9/2014).

Kesepakatan dicapai hanya beberapa jam setelah Mohammed Basindwa mengundurkan diri dari kursi perdana menteri di tengah-tengah meningkatkan bentrokan antara kelompok pemberontak dan paukan pemerintah di ibukota Sana'a.

Sejumlah korban jiwa dan ratusan orang mengungsi dari rumahnya menyusul mengingkatnya bentrokan di Sana'a.

Presiden Abdrabuh Mansur Hadi dan utusan PBB Jamal Benomar, serta sejumlah perwakilan dari kekuatan politik Yaman, menghadiri penandatangan kesepakatan pada Minggu 21 September ini.

Pembentukan pemerintahan bersatu nasional di bawah perdana menteri yang baru, merupakan salah satu tuntutan dari Syiah Houthi.

Kelompok Houthi --yang merupakan minoritas umat Syiah, melakukan perlawanan sejak 2004 untuk menuntut ekonomi yang lebih luas di Provinsi Saada di sebelah utara Yaman.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya