Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok ke Korea Selatan pada 19-21 September kemarin membuat keinginannya menata Ibukota kembali membara. Ia menginginkan, Pedagang Kaki Lima (PKL) di Ibukota tertata rapi seperti di Negara Ginseng itu.
"Di Korea itu ya, PKL boleh di trotoar dan di taman. Tapi jumlahnya dan titiknya ditentukan. Kalau kita konyol, 1 jalan 5 PKL, nanti ada ormas yang jual lagi 10," tutur Ahok di Jakarta, Senin (22/9/2014).
Menurut Ahok, penataan PKL di DKI Jakarta bisa terwujud dengan ditunjang dengan kartu dari Bank DKI Jakarta. "Kita akan contoh seperti itu. Bisa diterapkan, tapi mesti ada ATM Bank DKI. Kita lagi jalan, terdaftar 3 ribu lebih," ujar dia.
Ahok juga mengatakan, di Korea Selatan mobil-mobil bisa di parkir di pinggir jalan dan toko-toko bisa memajang barang dagangannya di trotoar. Semua bisa dilakukan, selama tak melebihi batas dan tak menganggu pengguna jalan lain.
"Mobil boleh nggak parkir di jalan yang masih lebar? Boleh, tapi nggak boleh semua mobil sampai semua macet. Yang sempit boleh nggak pajang barang di trotoar? Boleh, tapi selama bisa lewat orang. Itu substansi PKL," ungkap Ahok.
Ahok mengunjungi Korea Selatan selama 3 hari, dari 19-21 September 2014. Ia datang untuk melihat pembukaan Asian Games di Incheon. Jakarta direncanaka mengemban tugas sebagai tuan rumah Asian Games selanjutnya 4 tahun mendatang.
Karena itu, sebagai pemimpin Jakarta, Ahok pun harus berangkat ke Korsel untuk menandatangani penyerahan status tuan rumah dari Korea Selatan. (Mut)
Advertisement