Liputan6.com, Jakarta Cincin batu sesungguhnya bukan barang baru di dunia penampilan masyarakat Indonesia. Dengan bentuk oval atau bulat dan ragam warna serta jenisnya, cincin batu ini kerap dipakai oleh lelaki dewasa Indonesia.
Akhir-akhir ini, pemakaian cincin batu kembali jadi perbincangan hangat di masyarakat. Tren penggunaan cincin batu tersebut sedang naik daun lagi. Bagi Anda, cincin batu itu mungkin terlihat kurang menarik.
Advertisement
Menariknya, di kalangan pengguna cincin batu itu sendiri, model atau desain cincin juga bukan alasan utama dari dikenakannya aksesori itu. Ada bermacam-macam alasan lain dari pemakaian cincin tersebut.
Apa saja alasan-alasan yang mendasari pemakaiaan cincin batu tersebut? Berikut ini adalah beberapa cerita para pemakai cincin batu di Indonesia seperti ditulis Senin (22/9/2014).
Baca Juga:
1. Warisan Ayah
Pria berusia 67 tahun ini bercerita bahwa cincin tersebut adalah warisan dari sang ayah. Jika dihitung dari masa ayahnya mengenakan cincin, maka usia cincin tersebut sudah mencapai 80 tahun.
Bukan karena gaya, harga, atau hal magis, dokter yang berasal dari Padang Pariaman ini mengenakan cincin tersebut. Ia bahkan tak tahu apa jenis batu di cincin itu. Diungkapnya bahwa cincin tersebut dipakai karena membuatnya merasa dekat dengan almarhum ayahanda.
Dikisahkan oleh Dr. Sosialisman bahwa cincin itu pernah hilang namun kembali lagi. Ternyata ada orang dekatnya yang mengambil cincin itu tanpa sepengetahuannya. Ia pun akhirnya diberi tahu orang sekitarnya tentang keberadaan cincin tersebut.
Apakah cincin ini akan diturunkan ke anaknya? Dokter Sosialisman mengatakan bahwa anak-anaknya tidak tertarik untuk memakai cincin batu tersebut.
Advertisement
2. Sunnah Rasul
“Batunya pernah hilang di luar kota, di Pangandaran. Sebelum berenang cincin dilepas dulu. Tapi sampai di rumah ternyata ada,” kisah Diki dengan nada bicara yang biasa saja. Pegawai di salah satu perusahaan swasta ini memang tak mau menggembar-gemborkan cerita menarik tersebut.
Batu cincin yang dipakainya adalah Batu Garut. Jenis batu ini memang umum dikenal para pecinta batu di Indonesia. Meski salah satu alasan Diki mau membeli cincin batu itu adalah karena popularitasnya, alasan utama dibelinya cincin tersebut lebih berkaitan dengan hal religi.
“Karena sunnah Rasul,” jelas pria yang sudah memakai cincin batu selama 2 tahun. Dari keterangannya, yang menjadi titik berat pemakaian item jari itu bukanlah batunya. Yang menjadi sunnah adalah perihal pemakaian cincin itu sendiri, apapun batunya ataupun tak berbatu dan bukan emas.
Cincin berbatu dipilih olehnya karena dirasa menampilkan kesan maskulin. Diki juga tak punya perhatian ke model cincin atau kemungkinannya untuk dijadikan investasi. Biasa mengenakan cincin di jari manis tangan kanan, Diki mengaku tak ada efek spesial saat mengenakan cincin.
Pria yang hanya memiliki 1 cincin batu ini menekankan untuk tidak menjadikan cincin tersebut sebagai sesuatu yang bersifat klenik. Dirinya lebih menekankan penghayatan penggunaan cincin secara spiritual sebagai salah satu sunnah Rasul.
3. Bahan Obrolan
Cincin batu yang dimiliki oleh Abi dan baru-baru saja dikenakannya pernah ditawar oleh pengusaha asal Surabaya dengan harga Rp 30 juta. Pria yang bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta ini juga mengaku bahwa sesungguhnya tak begitu punya ketertarikan dengan batu-batu cincin.
Ia pun tak tahu apa jenis batu di cincinnya. Cincin batu ini dipakai sebagai peninggalan dari sang ayah. “Jangan dijual, harganya mahal,” ucap Abi menirukan perkataan ayahnya. Mahalnya batu ini menjadi salah satu alasan Abi mau memakainya. Alasan prestis jelasnya.
Meski tak begitu tertarik dengan cincin batu, pun tak juga perhatian dengan modelnya, Abi mengakui bahwa ia suka dengan warna batu cincin miliknya. Menurutnya, warna batu cincin tersebut unik dan jarang. Ditanya tentang hal magis cincin itu, Abi menjawab bahwa selama ini tak ada pengalaman magis terkait cincinnya. Cincin itu hanya terkadang dapat dijadikan bahan obrolan saat sedang mengakrabkan diri dengan orang lain.
Advertisement