Liputan6.com, Jakarta - Potensi perikanan Indonesia sangat besar. Potensi ini tidak hanya berupa ikan yang diperuntukkan untuk konsumsi, tetapi juga ikan hias.
Anggota Tim Penyusun Roadmap Kelautan dan Perikanan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Suhana mengatakan saat ini Indonesia menjadi negara ke-3 terbesar pengekspor ikan hias di dunia.
Advertisement
"Saat Indonesia menjadi pengekspor terbesar ke-3 untuk ikan hias di dunia. Padahal dulu dilirik pun kita tidak pernah," ujarnya dalam diskusi Bedah Roadmap Sektor Kelautan dan Perikanan Kadin untuk Pemerintah di Kantor Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (22/9/2014).
Dia menjelaskan Indonesia saat ini memasok sekitar 10,32 persen kebutuhan ikan hias dunia setelah Spanyol yang sebesar 16,62 persen dan Jepang sebesar 13,03 persen.
"Dulu padahal posisi ini milik Singapura, sekarang dia tidak lagi dan digantikan oleh Indonesia. Ini potensi untuk bisa meningkatkan devisa negara," lanjutnya.
Selain ikan hias, potensi ikan konsumsi baik laut maupun air tawar juga sangat besar. Saat inj 31 persen masyarakat telah mengkonsumsi ikan air tawar dan 40 persen mengkonsumsi ikan laut.
"Yang banyak itu jenis ikan pelagis seperti ikan tongkol, kembung dan lain-lain. Jadi kita tidak perlu impor banyak ikan," katanya.
Khusus untuk perikanan budidaya, para pembudidaya ikan Indonesia juga telah mengenal teknologi bioflok yang membuat kualitas ikan hasil budidaya jauh lebih baik dan lebih hemat pakan.
"Teknologi budidaya kita juga sudah maju dengan bioflok. Jadi ikan budidaya itu tidak bau lagi, hemat pakan bahkan bisa budidaya bisa dilakukan di dalam ruangan. Seperti lele yang bahkan bisa dibut sate. Ini sudah berkembang baik di Indonesia," tandas dia. (Dny/Nrm)