Data Perumahan AS Bikin Wall Street Terjungkal

Bursa saham Amerika Serikat ditutup melemah, dengan indeks S&P 500 mengalami penurunan harian terbesar sejak awal Agustus 2014.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 23 Sep 2014, 04:59 WIB
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York- Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan indeks S&P 500 mengalami penurunan harian terbesar sejak awal Agustus 2014.

Pelemahan ini disebabkan data perumahan AS yang terbaru jauh lebih rendah dari ekspektasi sehingga meningkatkan kekhawatiran baru tentang laju pertumbuhan ekonomi AS.

Tak hanya itu, pasar saham juga tertekan usai Menteri Keuangan China memastikan tidak akan meningkatkan langkah-langkah stimulus untuk mengamankan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu.

Dilansir dari Reuters, Selasa (23/9/2014), penjualan rumah turun 1,8 persen pada Agustus, jauh dari proyeksi pertumbuhan 1 persen. Indeks saham perumahan kehilangan 2 persen sebagai salah satu sektor terlemah pada hari ini.

Di antaranya adalah saham D.R. Horton (DHI.N) turun 2,6 persen menjadi US$ 21,37, Beazer Homes (BZH.N) terkikis 2,8 persen menjadi US$ 18,09 dan Toll merosot(TOL.N) turun 3,1 persen menjadi US$ 32,41.

"Angka perumahan menjadi poin dalam melemahnya kekuatan pemulihan ekonomi As," kata Rex Macey dari Wilmington Trust Investment Advisors.

Di China, Menteri Keuangan Lou Jiwei  memstikan negaranya tidak akan secara dramatis mengubah kebijakan ekonominya hanya karena salah satu indikator ekonomi.

Sebelumnya, banyak analis yang menyarankan agar pemerintah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China usai melihat sejumlah data ekonomi yang menunjukkan pelemahan.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 107,06 poin, atau 0,62 persen menjadi 17.172,68, Indeks S&P 500 terkikis 16,11 poin atau 0,8 persen menjadi 1.994,29 dan indeks Nasdaq juga turun 52,10 poin atau 1,14 persen, ke 4.527,69.

Hari ini menandai penurunan harian terbesar untuk indeks S&P sejak 5 Agustus 2014, dan yang terbesar untuk Nasdaq sejak 31 Juli 2014.  (Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya